Ahad 14 Sep 2014 12:43 WIB

Pelaku Penembakan Malala Ditangkap

Red: operator

ISLAMABAD -Sepuluh militan yang dicurigai berada di balik serangan terhadap Malala Yousafzai tertangkap oleh tentara Pakistan, Jumat (12/9). Juru bicara Angkatan Darat Pakistan Jenderal Asim Saleem Bajwa mengatakan, kelompok tersebut mengantongi daftar 22 orang lainnya yang menjadi target operasinya.

"Mereka diperintah oleh pemimpin Taliban Pakistan, Maulana Fazlullah," kata Bajwa seperti dilansir Reuters.Bajwa menjelaskan, 10 orang tersebut merupakan teroris bagian dari kelompok Tehrik e-Taliban. Akan tetapi, ia tak menginformasikan lokasi dan waktu penangkapan para tersangka tersebut.

Menurut Bajwa, otoritas keamanan menahan 10 orang tersebut dalam operasi terkoordinasi yang bertindak atas informasi dari salah seorang anggota kelompok. Sebelumnya, Angkatan Darat Paksitan melancarkan serangan besar terhadap kelompok garis keras di Waziristan Utara.

Selama ini, wilayah yang berbatasan langsung dengan Afghanistan tersebut telah lama menjadi kubu milisi.Keluarga Malala mengaku senang akan kasus kekerasan yang menimpa anggota keluarganya telah terungkap. Ayah Malala, Ziauddin Yousafzai, menga takan, ini merupakan berita bagus bagi keluarganya. Ia menganggap penangkapan tersebut juga berarti besar bagi orang-orang Pakistan dan dunia.

"Lang kah pertama menangkap penyerang Malala menandakan awal dari harapan nyata bagi ratusan ribu orang yang hidupnya telah dipengaruhi terorisme," ujarnya.

Oktober 2012, Malala ditembak di kepala oleh pria bersenjata yang menumpang mobil jenis van. Ketika itu ia sedang pulang dari sekolah. Malala dikirim ke Inggris untuk pengobatan dan sejak itu menjadi simbol perlawanan terhadap operasi Taliban Pakistan di wilayah kesukuan Pashtun barat laut negara itu.

Malala yang kini berusia 17 tahun pernah menerima penghargaan hak asasi manusia Uni Eropa. Ia juga dinominasikan untuk menerima Hadiah Nobel Perdamaian tahun lalu.

Aktivis remaja yang menyerukan perluasan pendidikan pada perempuan di Pakistan ini sekarang tinggal di Inggris dan tak bisa kembali ke Pakistan kerena ancaman kematian. rep:gita amanda, ed: reiny dwinanda

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement