MANILA – Topan Kalmaegi bergerak cepat menuju bagian utara Filipina menyebabkan banjir dan longsor, Senin (15/9). Sekolah di lima wilayah termasuk Manila diliburkan. Puluhan penerbangan dibatalkan dan ratusan kapal penumpang tetap bersandar di pelabuhan.
Pemerintah mengevakuasi 7.800 warga ke pusat-pusat penampungan. Sebagian ada yang sudah kembali ke rumah masing-masing saat cuaca dianggap tak lagi membahayakan. Biro Cuaca menyatakan, Kalmaegi berada di Laut Cina Selatan, berjarak 372 km dari barat laut Kota Laoag.
Posisi ini terjadi sebelum Senin petang. Lalu, topan bergerak menuju selatan Cina dengan kecapatan 30 km per jam. Kalmaegi memicu gelombang besar dan membuat sebuah kapal feri terbalik di Provinsi Leyte, Filipina, pada akhir pekan lalu.
Sebanyak 110 orang berhasil diselamatkan, sementara tiga orang masih dinyatakan hilang. Pencarian korban masih dilakukan. ‘’Kalmaegi menerjang timur laut Provinsi Cagayan dan Isabela pada Ahad (14/9),’’ ujar sejumlah pejabat Filipina.
Topan tersebut berlalu cepat dan tak menyebabkan kerusakan berat. Namun, beberapa provinsi lain yang dilewati Kalmaegi masih dalam keadaan gelap gulita. Aliran listrik di provinsi-provinsi tersebut terputus.
Penduduk di sembilan provinsi yang ada di utara Filipina telah diingatkan. Mereka harus siap dengan keadaan paling buruk. Mereka diminta menghindari pegunungan karena berpotensi longsor serta sungai-sungai yang memungkinkan memuntahkan air bah.
Departemen Sosial dan Pembangunan sudah mengantisipasi keadaan. Mereka menyediakan 3.000 paket makanan untuk daerah di bagian utara. Sebab, mereka berpotensi terisolasi akibat banjir dan longsor karena kekuatan Kalmaegi.
Polisi dan tentara dengan dukungan perahu, truk, dan helikopter bersiaga. Mereka siap melakukan operasi penyelamatan untuk mengevakuasi korban banjir maupun longsor. Kalmaegi merupakan gangguan cuaca ke-12 yang menghantam Filipina tahun ini.
Setiap tahun, negara ini didera oleh 20 badai dan topan. Filipina dituntut untuk mempersiapkan tim manajemen bencana untuk menghadapi serangkaian badai dan topan itu. rep:ani nursalikah/ap ed: ferry kisihandi