NEW YORK – Palestina dan Israel menyepakati pembangunan kembali atau rekonstruksi Gaza. Banyak bangunan hancur setelah Israel memulai serangan ke Gaza pada 8 Juli 2014. Akibat serangan selama 50 hari bernama Operation Protective Edge, Gaza seperti puing.
"PBB memediasi kesepakatan antara Palestina dan Israel itu,’’ kata Utusan Khusus PBB untuk Timur Tengah Robert Serry, Selasa (16/9). Pemerintah dan pihak swasta Palestina akan memainkan peran sentral dalam proyek tersebut.
Sedangkan PBB, nantinya bertugas memastikan seluruh bahan bangunan rekonstruksi tak disalahgunakan. Selama ini, muncul kecurigaan bahwa Hamas berpotensi menggunakan bahan bangunan itu untuk membuat senjata.
Dalam kunjungannya ke Gaza, pekan lalu, Serry menyatakan, kerusakan di Gaza sangat mengejutkan. Infrastruktur, rumah sakit, dan sekolah ikut hancur. Sekitar 18 ribu rumah hancur atau rusak parah. Sebanyak 100 ribu warga Gaza kehilangan rumah mereka.
Fasilitas PBB di Gaza yang berjumlah 111 unit pun ikut rusak. Tempat-tempat penampungan PBB kini dihuni 65 ribu warga Gaza. "Konflik di Gaza merupakan tragedi kemanusiaan dan tentu saja memakan biaya besar untuk memperbaikinya,’’ ujar Serry.
Meski telah tercapai gencatan senjata antara Israel dan Palestina, tetap saja masih muncul kekhawatiran. Sewaktu-waktu, gencatan senjata itu bisa saja berakhir. Menurut Serry, keadaan ini dimanfaatkan PBB untuk menawarkan mekanisme rekonstruksi.
Pembangunan kembali akan menjadi harapan bagi warga Gaza. Karena itu, Serry mendesak agar pelaksanaannya tak ditunda. Kesepakatan yang dicapai antara Palestina dan Israel soal rekonstruksi kelak membantu meyakinkan donor internasional memberikan bantuan.
Mestinya, kasus 2009 tak terulang. Saat itu, donasi uang dan bahan bangunan tersedia. Sayangnya, rekonstruksi Gaza pascaserangan Israel pada tahun itu terhambat. Tak tercapai kesepakatan bagaimana cara bahan bangunan didistribusikan ke Gaza.
Pada 12 Oktober 2014, Mesir menjadi tuan rumah penggalangan dana untuk rekonstruksi Gaza. Berdasarkan kajian terakhir, Gaza membutuhkan biaya 7,8 miliar dolar AS. Termasuk, untuk membangun rumah hancur 2,5 miliar dolar AS dan 250 juta dolar AS untuk energi.
Serry meminta penyeberangan antara Israel dan Gaza dibuka kembali. Ini akan membuat aliran bahan bangunan ke Gaza tak tersendat. Kementerian Pertahanan Israel mengakui, pemerintahnya telah menandatangani kesepakatan rekonstruksi.
Bank Dunia menyatakan, dampak serangan ke Gaza membuat perekonomian di wilayah itu hancur. Steen Lau Jorgensen, pejabat Bank Dunia di Tepi Barat dan Gaza mengingatkan agar komunitas internasional tak membiarkan keadaan memprihatinkan di Gaza.
Secara keseluruhan, kata dia, ekonomi Palestina pada 2014 turun empat persen. Bahkan, di Gaza penurunan mencapai 15 persen. rep:gita amanda/c64/ap/reuters ed: ferry kisihandi