Kamis 18 Sep 2014 12:00 WIB

AS Siap Kirim Pasukan Darat

Red:

WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) memungkinkan untuk mengirimkan pasukan tempurnya ke Irak. Pasukan ini dapat membantu tentara Irak dalam berbagai pertempuran untuk mengalahkan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Presiden AS Barack Obama memang menegaskan tak akan melibatkan pasukan daratnya di Irak. Ia mengandalkan serangan udara yang sudah berlangsung sejak 8 Agustus 2014. Obama tak mau terlibat lagi dalam perang Irak lainnya setelah invasi AS pada 2003 lalu.

Namun, Ketua Gabungan Kepala Staf Militer AS Jenderal Martin Dempsey mengungkapkan, Obama tentu akan mengevaluasi kebijakannya secara kasus per kasus. Jadi masih ada kemungkinan pengiriman pasukan tempur ke Irak.

Menurut dia, pasukan AS perlu memainkan peran lebih besar dalam pertempuran darat. Mereka bisa mendampingi pasukan Irak di berbagai penyerangan yang sulit terhadap ISIS. Misalnya dalam mengambil alih Mosul, yang menjadi basis ISIS.

‘’Jika pendekatan Obama saat ini tak cukup berhasil, ia mengusulkan untuk melibatkan pasukan tempur darat,’’ kata Dempsey dalam rapat dengan Senat, Selasa (16/9). Ia juga menilai setengah dari jumlah tentara Irak sekarang memiliki kemampuan yang meragukan.

Mereka harus memperoleh pelatihan dan mendapatkan perlengkapan lebih memadai. Di antaranya mengenai kemampuan intelijen dan pengintaian udara. Dengan kemampuan semacam itu, tentara Irak bakal mampu menghadapi ISIS.

Serangan udara AS, kini membuat ISIS lebih berhati-hati. Mereka, ujar Dempsey, mulai mengubah strategi. Caranya dengan memasang bahan-bahan peledak di jalan. ‘’Perubahan ini menuntut kemampuan tentara Irak dalam menanganinya.’’

Menanggapi komentar Dempsey, Gedung Putih menegaskan Obama tetap pada pendiriannya. Secara keseluruhan, rencana AS di Irak tak berubah. Juru Bicara Gedung Putih Josh Earnest menjelaskan, Dempsey hanya mengajukan sebuah kemungkinan.

Dempsey memperhitungkan situasi tertentu pada waktu mendatang dan merekomendasikan tindakan taktis menghadapi situasi itu. ’’Obama tak akan mengerahkan pasukan darat di Irak maupun Suriah,’’ kata Earnest.

Pada Rabu (17/9), Pusat Komando menyampaikan rencananya kepada Obama. Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel menjelaskannya secara garis besar. Serangan udara AS menargetkan titik-titik strategis untuk menghancurkan infrastruktur, logistik, dan kemampuan komando ISIS.

Untuk memperkuat serangan terhadap ISIS, AS berencana melatih oposisi Suriah. Jumlah personel yang mendapatkan pelatihan mencapai 5.000 orang. Pekan ini, Kongres diharapkan menyetujui program pelatihan dan pemberian senjata bagi oposisi Suriah.

Hagel mengakui, 5.000 personel tak sepenuhnya mampu mengubah keadaan. Secara terpisah, Alqaidah di Arab dan Afrika menyerukan agar semua kelompok di Irak dan Suriah bersatu melawan AS. ‘’Berhentilah saling membunuh satu sama lain,’’ demikian pernyataan mereka.

Mereka mengatakan, koalisi internasional pimpinan AS mengancam keberadaan kelompok perlawanan. Pada Rabu (17/9), serangan bom Suriah menyebabkan 48 orang. Puluhan personel kelompok bersenjata serta warga sipil tewas dalam serangan di Talbiseh, Provinsi Homs, itu.

Hentikan pendanaan

Presiden Suriah Bashar al-Assad menyatakan, kampanye antiterorisme berhasil jika dukungan pada kelompok bersenjata dihentikan. Ia meminta ada tekanan terhadap negara-negara yang mendanai kelompok tersebut di Irak dan Suriah.

‘’Perang terhadap terorisme mesti dimulai dari situ,’’ kata Assad, seperti dilansir laman berita Al-Arabiya. Pemerintah Suriah menuding AS, Qatar, Arab Saudi, dan Turki membantu oposisi bersenjata menjatuhkan Assad dari kursi presiden.

Assad menyampaikan hal tersebut dalam pertemuan dengan penasihat keamanan nasional Irak, Falah al-Fayadh, di Damaskus. Fayadh menjelaskan kepada Assad mengenai langkah Irak memberantas terorisme. Fayadh dan Assad setuju meningkatkan kerja sama dua negara dalam  memberantas terorisme.  ap/reuters ed: ferry kisihandi

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement