Jumat 19 Sep 2014 12:00 WIB

Vaksin Ebola Diuji pada Manusia

Red:

LONDON -- Relawan kesehatan Inggris menjadi orang pertama yang mencoba vaksin terbaru untuk menyembuhkan virus ebola. Pemberian vaskin merupakan bagian dari uji coba yang dilakukan Universitas Oxford.

Dilansir dari Aljazirah, uji coba dimulai pada Rabu (17/9) bersamaan dengan pernyataan Inggris agar negara menambah jumlah bantuan ke Sierra Leone. Inggris berencana mengirimkan 700 kasur perawatan.

Relawan yang menjalani uji coba merupakan satu dari 60 relawan yang menjalani pengobatan di Universitas Oxford. Setelah uji coba tersebut, vaksin juga akan diujicobakan ulang di Amerika Serikat sebelum diproduksi secara massal pada akhir tahun.

Peneliti berharap, vaksin yang berisi material genetik dari virus ebola dapat memicu sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi lebih banyak antibodi. Antibodi diperlukan agar tubuh dapat memerangi virus. Sejauh ini, tingkat kematian korban yang terkena virus mencapai lebih dari 50 persen.

Vaksin secara spefik menargetkan ebola jenis Zaire yang selama ini telah membunuh 2.461 orang. Data organisasi kesehatan dunia (WHO) menyebutkan, lebih dari 2.000 orang tewas dari 4.980 pasien yang terjangkit ebola di Guinea, Liberia, Senegal, dan Sierra Leone.

"Kami dan semua partner di proyek ini optimistis, vaksin dapat berguna melawan ebola," kata Profesor Adrian Hill yang memimpin tim peneliti di Universitas Oxford.

Di Monrovia, organisasi kemanusiaan Doctors Without Borders mengatakan, salah satu stafnya terinfeksi ebola saat bekerja di Liberia. Dokter tersebut akan dievakuasi ke Perancis. Dalam pernyataan resminya, Rabu (17/9), Doctors Without Borders menerangkan, dokter perempuan asal Perancis itu mengalami demam pada Selasa (16/9). Dokter ini menambah daftar staf yang terinfeksi ebola setelah sebelumya ada enam pekerja kesehatan lokal yang terinfeksi virus serupa.

Namun demikian, Doctors Without Borders belum memperoleh kepastian mengenai lokasi terinfeksinya para pekerja kesehatan lokal tersebut, apakah dari lingkungan kerja atau lingkungan rumah? Kelompok tersebut mengatakan, lebih dari 2.000 pekerja kesehatan bekerja di Afrika Barat. Sebanyak 200 di antaranya adalah pekerja kesehatan asing.

WHO mengatakan, sampai saat ini belum ditemukan obat atau vaksin virus ebola. rep:ani nursalikah ed: eh ismail

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement