BEIJING – Cina menjatuhkan hukum hingga 20 tahun penjara atas empat orang yang dianggap terlibat terorisme. Putusan ini merupakan bagian upaya Cina memberangus gerakan militan di Xinjiang, wilayah yang banyak dihuni Muslim.
Menurut kantor berita Cina, Xinhua, Rabu (17/9) malam, dakwaan terhadap mereka adalah terlibat organisasi teroris, membuat bom, menyediakan dana, dan melindungi tersangka teroris. Persidangan empat orang itu digelar di Provinsi Yunnan.
"Mereka terpengaruh gerakan ekstremisme agama dan membuat bom di Beijing serta Yunnan. Mereka mengobarkan jihad,’’ demikian pernyataan pengadilan. Dua dari empat orang itu ditangkap saat berusaha menyeberangi perbatasan Cina.
Kepergian mereka bertujuan bergabung dengan kelompok teroris luar negeri. Tapi, tak jelas negara yang mereka tuju. Empat warga Uighur yang mendapatkan vonis itu menyatakan banding. Mereka merasa tak bersalah.
Pekan lalu, Cina menjatuhkan hukuman mati dan seumur hidup kepada pelaku penyerangan di stasiun kereta api Kunming, Yunnan. Insiden pada Maret 2014 ini menyebabkan 31 orang tewas dan 141 orang mengalami luka-luka.
Para pemimpin Cina menyerukan untuk bersikap keras kepada kelompok militan dan separatis. Mereka menegaskan, dua kelompok ini bertanggung jawab atas serangkaian serangan di Cina dan Xinjiang yang mayoritas warganya adalah Muslim Uighur.
Pada Rabu (17/9) profesor ekonomi Uighur Ilham Tohti menghadapi persidangan di Urumqi, ibu kota Xinjiang. Ia didakwa menggalang gerakan separatisme. Selama ini, Tohti memperjuangkan hak-hak warga Uighur yang ia anggap selalu diabaikan Cina.
Tohti menolak dakwaan itu. Persidangan Tohti menarik perhatian internasional. Mereka mengkhawatirkan terjadinya pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan hukum atas diri Tohti. Aktivis HAM menyatakan, Cina selalu memberlakukan kebijakan represif di Xinjiang.
Kebijakan itu mencakup kendali ketat terhadap Islam yang memicu kerusuhan di Xinjiang. Tapi, Cina membantahnya. Xinjiang mengandung kekayaan minyak berlimpah dan terletak di perbatasan negara-negara Asia Tengah.
Cina berkepentingan dengan sumber minyak Xinjiang. Sebab, Cina membutuhkan banyak energi untuk pertumbuhan ekonominya. Pengamat mengungkapkan, kekayaan Xinjiang tak banyak dinikmati Uighur. rep:ani nursalikah/reuters ed: ferry kisihandi