SYDNEY -- Polisi Australia menggerebek sejumlah rumah dalam operasi kontra terorisme, Kamis (18/9). Lebih dari 800 polisi terlibat dalam penggerebakan menjelang Subuh di Sydney dan Brisbane. Ini merupakan operasi terbesar dalam sejarah Australia.
Hasilnya, sebanyak 15 orang ditangkap. Menurut Perdana Menteri Tony Abbott tindakan ini menanggapi rencana kelompok militan mempunyai kaitan dengan ISIS mengeksekusi warga Australia di depan publik. "Ada risiko serius dari serangan teroris,’’ kata Abbott.
Menurut Abbott, intelijen menyampaikan informasi tersebut kepada pemerintah. Sejumlah media melaporkan, rencana aksi kelompok militan itu menangkap warga Sydney secara acak. Setelah itu, mereka memenggalnya di depan kamera.
Ancaman itu berasal dari figur senior dalam kelompok yang berafiliasi dengan ISIS. Beberapa hari sebelumnya, Australia menetapkan peringatan adanya ancaman teroris pada tingkat tertinggi. Ini merupakan pertama kalinya ditempuh negara tersebut.
Warga Sydney Omarjan Azari (22 tahun) dihadapkan ke pengadilan setelah penggerebekan. Dia didakwa melakukan aksi terorisme dan masih akan mendekam dalam tahanan hingga November. Pada bulan itu, ia akan menghadapi persidangan.
Jaksa Michael Allnutt menyatakan, rencana itu dirancang untuk membuat takut warga Sydney. Sementara, pengacara Azari, Steven Boland, tak mengajukan jaminan untuk kliennya. Menurut dia, tuduhan terhadap Azari hanya berdasarkan laporan telepon.
Komisioner Polisi New South Wales Andrew Scipione memerintahkan lebih banyak polisi diturunkan ke jalan. Ia menyampaikan perintah itu setelah operasi di Sydney dan Brisbane. "Kami mencegah para pengacau memanfaatkan situasi tegang saat ini,’’ ujarnya.
Meski demikian, di Lakemba yang berdekatan dengan Sydney, polisi tak menempuh langkah yang sama. Populasi Muslim terbesar di Australia berada di sana. Pada Kamis (18/9), tak ada tanda-tanda peningkatan pengamanan.
Sejumlah warga menuturkan, tak mendengar adanya operasi di Sydney dan mereka tak percaya adanya rencana aksi teror. ’’Penggerebekan itu adalah bagian dari kerjaan media yang memotret Muslim secara tidak adil,’’ ujar seorang warga Usamah Farah (40 tahun).
Orang-orang idiot, jelas dia, ada di mana-mana. Itu ada di kalangan Yahudi, Kristen, dan Muslim. reuters ed:ferry kisihandi