FREETOWN -Sierra Leone memerintahkan enam juta warganya tetap tinggal di rumah untuk mengerem penyebaran ebola. Kebijakan ini efektif sejak Kamis (18/9) tengah malam dan berlaku hingga Ahad (21/9) mendatang.
Pemerintah memperkirakan, ratusan kasus ebola akan ditemukan selama larangan keluar rumah. Para relawan disebar untuk menyisir setiap rumah warga demi menemukan korban yang terjangkit ebola.Banyak dari mereka yang enggan atau tak mau berobat ke rumah sakit.
Sebab, pasien beranggapan rumah sakit hanyalah tempat kematian berada. Sebagi an lainnya tak memperoleh ruang di pusat karantina karena telah kelebihan daya tampung. Para pasien yang belum memperoleh perawatan segera dirujuk ke pusat karantina baru.
Saat ini, Sierra Leone sudah memper siap kan pusat pemeriksaan dan karantina untuk mengurus pasien baru ebola. Tindakan lainnya adalah membagikan 1,5 juta batang sabun serta menyebarkan informasi pencegahan ebola.
`'Sekarang ini hidup setiap orang dalam pertaruhan. Namun, kami yakin akan mam pu mengatasi kesulitan yang muncul,''
kata Presiden Sierra Leone Ernest Bai Koroma dalam pidatonya bersamaan dengan penetapan larangan keluar rumah.
Warga buru-buru membeli makanan dan bahan pokok lainnya menjelang dimulainya larangan itu. Sementara, para pedagang khawatir tak mampu menafkahi keluarganya. Sebab, dalam kurun tiga hari mereka tak memperoleh pemasukan.
Isatu Sesay, pedagang sayur di Freetown, menyatakan jika tak bisa berjualan, ia dan keluarganya tak bisa makan. `'Kami tak tahu bagaimana bertahan selama tiga hari ini,'' katanya.
Selama enam bulan terakhir, ebola telah menewaskan 2.600 orang dan menginfeksi 5.300 orang lainnya. Penyebaran uta ma nya di Sierra Leone, Liberia, Guinea, Nigeria, dan Senegal. Warga di negara itu meng alami kepanikan menghadapi Ebola.
Di Guinea terjadi insiden akibat kepa nikan ini. Tujuh mayat ditemukan setelah pekerja kesehatan Guinea mencoba menge du kasi warga beberapa desa mengenai ebola. Tiga di antara tujuh orang yang tewas itu adalah jurnalis radio.Warga desa bersenjatakan pisau dan batu menculik para pekerja kesehatan.
Bah kan, mereka menyerang klinik yang di pakai sebagai sarana penyuluhan.Perseri kat an Bangsa-Bangsa (PBB)
juga kian meng khawatirkan wabah ebola.
Dewan Keamanan (DK) PBB menegaskan, ebola sebagai ancaman bagi per da maian dan keamanan internasional.
Seluruh negara mesti menyediakan sumber daya dan bantuan untuk mengatasi krisis akibat penyebaran ebola. Selain itu, DK PBB mengesahkan Reso lusi 2177 yang meminta anggota PBB menyediakan bantuan darurat. rep:Ani Nursalikah/ap/reuters, ed: ferry kisihandi