BEIRUT -- Serangan udara sepanjang Selasa (23/9) malam menghantam posisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dekat perbatasan Suriah dan Turki. Lokasi ini dekat dengan Kota Ayn al-Arab yang puluhan ribu penduduknya mengungsi ke Suriah.
Direktur Syrian Obrservatory for Human Rights (SOHR) Rami Abdulrahman mengatakan, pesawat tempur menjatuhkan bomnya di barat Ayn al-Arab yang dikenal juga Kobani. Jaraknya sekitar 35 km dari kota tersebut. Pesawat tempur muncul dari arah Turki.
Abdulrahman tak mengetahui secara pasti negara mana yang membombardir Kobani. Tapi, ia menegaskan, pesawat-pesawat tempur itu bukanlah milik angkatan bersenjata Suriah. "Kami menghimpun informasi dari jaringan kami," katanya, Rabu (24/9).
Sejumlah saksi menuturkan, dua pesawat militer dari wilayah Turki mendekati Kobani. Menurut laman berita BBC, serangan udara mulai terdengar pukul 01.00 waktu setempat. Para pejabat Turki membantah, wilayah maupun pangkalan udaranya dijadikan basis serangan.
Sumber di militer Turki pun menyatakan hal sama. Pasukan Turki maupun pangkalan udara mereka tak ada kaitannya dengan serangan tersebut. Terlepas dari itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menekankan negaranya siap membantu operasi AS di Suriah.
"Dukungan itu bisa dalam bentuk militer atau logistik," ujar Erdogan di New York, AS, menjelang pertemuan di Majelis Umum PBB.
Selain Turki, AS dan negara-negara sekutunya belum mengakui mengebom Kobani.
Seorang pejabat lokal di Kobani tengah menyatakan tak mendengar adanya serangan udara. Di sisi lain, ia mengakui, pertempuran antara pasukan Kurdi dan ISIS masih berlangsung. ISIS masih berjarak 15 km dari arah barat dan timur Kobani.
Di sebelah selatan, ISIS hanya berjarak sekitar 10 km dari kota yang banyak dihuni warga beretnik Kurdi. "Saya mendengar dentuman keras di selatan. Terdapat pasukan ISIS dalam jumlah besar di sana,’’ kata Idris Nassan, wakil menteri luar negeri di Kobani.
Juru bicara pasukan bersenjata Kurdi di Kobani Redur Xelil menyatakan, ISIS terus bergerak menuju Kobani. Mereka mengabaikan serangan udara yang dilakukan AS dan sekutunya. "Tak sejengkal pun mundur," katanya menegaskan.
Pada Senin (22/9) AS menyerang posisi ISSI di Deir al-Zour, Suriah. "Kami berterima kasih kepada AS dan sekutu-sekutunya,’’ ujar seorang pengungsi Suriah beretnis Kurdi. Pada Rabu (24/9) menggelar pertemuan kabinet.
Mereka mempertimbangkan mengirimkan empat pesawat tempur F-16 untuk membantu menyerang ISIS di Suriah. Parlemen Inggris, pada Jumat (26/9) ini bakal memutuskan keinginan Perdana Menteri David Cameron terlibat serangan udara di Suriah.
Juru Bicara Departemen Pertahanan AS Laskamana John Kirby menyatakan, perang terhadap ISIS bisa memakan waktu bertahun-tahun. Meski demikian, kata dia, serangan udara AS telah menghancurkan kemampuan kelompok militan itu.
Presiden AS Barack Obama menyatakan rasa terima kasihnya kepada negara-negara Arab karena telah memberikan dukungan. Menlu AS John Kerry pun mengatakan, terdapat lebih dari 50 negara yang sepakat untuk memerangi ISIS.
Serangan AS berhasil menghantam markas utama ISIS di Raqqa serta tempat pelatihan, gudang, dan sejumlah kendaraan. Warga di Raqqa mengatakan, serangan terhadap ISIS sangat berdampak pada anggotanya.
Abo Mohammed, warga lokal, mengatakan, gedung pemerintahan utama telah hancur oleh roket.rep:dessy suciati saputri/ap/reuters ed: ferry kisihandi