Jumat 26 Sep 2014 16:39 WIB

Kilang Minyak ISIS Jadi Target

Red:

DAMASKUS -- Kilang-kilang minyak yang dikuasai Negara Islam Irak dan Suriah menjadi target serangan udara AS dan sekutunya, Rabu (24/9). Ini merupakan serangan hari ketiga. Sejumlah pejabat AS mengungkapkan, kilang minyak itu berada di Suriah timur.

Arab Saudi dan Uni Emirat Arab ikut dalam penyerangan yang dipimpin AS ini. Mereka menggunakan pesawat tempur dan pesawat nirawak. Pesawat-pesawat itu menjatuhkan bom di al-Mayadeen, al-Hasakah, dan Albu Kamal, Provinsi Deir al-Zor.

Dalam pernyataannya, Pusat Komando AS mengungkapkan, AS dan sekutunya melakukan 13 serangan. Targetnya adalah 12 kilang minyak yang dikuasai pasukan ISIS. Sebuah kendaraan ISIS juga berhasil mereka hancurkan.

‘’Kami masih mengkaji hasilnya, tetapi indikasi awal menggambarkan aksi kami berhasil,’’ demikian pernyataan Pusat Komando. Juru Bicara Departemen Pertahanan AS Laksmana John Kirby menyatakan, roket-roket AS menghantam target dengan tepat.

Menurut militer AS, kilang-kilang minyak milik ISIS mampu menghasilkan pendapatan besar dan menyediakan bahan bakar bagi operasi ISIS. Kilang-kilang itu berskala kecil namun keuntungan ekonomi dari fasilitas itu membuat ISIS mampu bertahan.

Paling tidak, ISIS memproduksi minyak mentah 100 ribu barel setiap hari. Dalam sehari, ISIS mampu menghimpun dana satu juta dolar AS dari penjualan minyak di pasar gelap, penyelundupan, pemberontakan, dan uang tebusan.

Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) menyatakan, serangan udara di Provinsi Deir al-Zor menyebabkan 14 militan tewas. Lima warga sipil juga tewas di al-Hasakah. Salah satu di antaranya masih anak-anak.

Direktur SOHR Rami Abdelrahman menyatakan, sebagian besar sasaran adalah kilang minyak. Selain kilang minyak, satu pos pemeriksaan ISIS dihantam rudal AS. Beberapa jam setelah serangan itu, Inggris menegaskan harus bergabung dalam misi di Suriah.

Perdana Menteri Inggris David Cameron yang ada di Majelis Umum PBB menyatakan, parlemen harus menyetujui gagasannya. ‘’Saya berharap parlemen memberikan persetujuan dalam sidang Jumat (26/9) ini,’’ katanya.

Serangan udara di wilayah Suriah berdampak pula pada kelompok lainnya, Front al-Nusra. Sayap militer Alqaidah ini terpaksa memindahkan basis mereka di Provinsi Idlid. Ahrar al-Sham yang memiliki hubungan dekat dengan al-Nusra melakukan hal sama.

Evakuasi itu berlangsung sehari setelah serangan AS menghantam posisi al-Nusra di Provinsi Aleppo, yang berbatasan dengan Idlib. Rudal-rudal yang diluncurkan, menyebabkan 70 personel al-Nusra dan delapan warga sipil tewas.

Pemerintah Suriah mencermati situasi di wilayahnya. Dalam pandangan mereka, serangan masih berada dalam arah yang tepat. AS memberikan informasi sebelum menerbangkan pesawat-pesawat tempurnya untuk menggempur posisi ISIS dan Alqaidah.

Secara terpisah, Duta Besar AS untuk Indonesia Robert O Blake pun mengatakan, Indonesia memiliki peranan penting mencegah masuknya ISIS. "Indonesia sangat cepat bertindak ketika fenomena ISIS muncul dan berkembang dengan memberlakukan larangan,’’ katanya.

Sementara, Presiden Iran Hassan Rouhani tak optimistis serangan udara sepenuhnya mampu mengalahkan ISIS. ‘’Tak ada kelompok teroris manapun yang bisa diatasi hanya dengan membombardir mereka,’’ ujarnya.  ap/reuters ed: ferry kisihandi

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement