Sabtu 04 Oct 2014 16:50 WIB

Turki Siapkan Aksi Militer

Red: operator

Perlawanan terhadap ISIS akan menjadi pertempuran sengit yang panjang.

ANKARA -Parlemen Turki menyetujui keinginan pemerintah mengerahkan militer untuk memerangi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan kelompok bersenjata lainnya.Persetujuan melalui pemungutan suara ini tercapai, Kamis (2/10).

Sebanyak 298 suara mendukung, mayoritas berasal dari partai pendukung pemerintah, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP). Sementara, 98 suara lainnya menolak. Parlemen juga meng izinkan negara lain menempatkan pasukannya di Turki tanpa ada batasan jumlah.

Mereka boleh memanfaatkan pangkalan-pangkalan militer dengan tujuan memerangi ISIS. "Meningkatnya pengaruh kelompok radikal di Suriah mengancam keamanan nasional," ujar Menteri Pertahanan Turki Ismet Yilmaz seperti dikutip Aljazirah.

Mandat parlemen, jelas dia, mengurangi dampak kontak senjata di perbatasan-perbatasan Turki. Negara ini berbatasan dengan Suriah dan sering terimbas konflik di negara tetangganya itu. Mortir tak jarang meluncur dari Suriah ke Turki dan menyebabkan kematian warga sipil.

Turki, kata Yilmaz, tak dapat menutup mata terhadap pembantaian oleh ISIS. Target pengiriman pasukan ini adalah organisasi teroris yang ingin mengusik perdamaian di Irak dan Suriah.

Militer Turki juga bertekad melindungi makam Suleyman Shah, kakek Usman Ghazi yang merupakan pendiri Turki Usmani. Makam ini berada di Suriah utara. "Sekali diseru, kami akan segera datang mempertahankan makam," kata Necdet Ozel, petinggi militer Turki.

Oposisi menentang pengiriman pasukan untuk menghadapi ISIS. Mehmet Akif Hamzacebi, anggota parlemen dari kelompok oposisi, Partai Rakyat Republik (CHP), menilai kebijakan ekspansionis dan pan-Islamis hanya membawa Turki ke dalam perang.

Sebelumnya, Turki menolak bergabung dalam koalisi pimpinan AS menye rang ISIS di Suriah. Pertim bangannya, sebanyak 46 warga mereka menjadi sandera ISIS di Mosul, Irak.Pada awal bulan ini, ISIS membebaskan para sandera.

Pada Senin (29/9), Turki menggerak kan tank-tanknya ke bagian selatan perbatasan Suriah-Turki. Mereka merespons tembakan dan mortir yang berasal dari Suriah dan menghantam desa-desa Turki.

Menurut Direktur Turkish Research Program pada Washington Institute Soner Cagaptay, Perdana Menteri Ahmed Davutoglu tahu hanya AS yang me miliki perangkat militer dan intelijen untuk mengalahkan ISIS. Turki akan menyediakan dukungan logistik.

AS merasa senang dengan keputusan parlemen Turki. "Kami menjalin kedekatan dengan Turki dan menyambut baik aksi militer Turki," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki. Pada Kamis (2/10), ISIS sudah berada beberapa kilometer lagi dari Kobani.

Kota yang banyak dihuni warga Suriah beretnik Kurdi ini berada dekat perbatasan Suriah-Turki. Lebih dari 130 ribu warga Kobani mengungsi ke Turki karena takut ISIS. Asap mengangkasa di belakang bukit-bukit sebelah selatan Kobani. ISIS terus menyerang hingga malam.

Puluhan rudal antitank berpelacak warna merah meluncur saat kegelapan malam menyelimuti Kobani.Aliran litsrik di Kobani terputus setelah ISIS membombardir stasiun pembangkit listrik.

Wakil Presiden AS Joe Biden memperkirakan perlawanan terhadap ISIS kelak menjadi pertempuran sengit yang panjang. Tak hanya untuk AS, tetapi juga negara dalam koalisi.

Pada Jumat (3/10), Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengungkapkan, pengiriman pasukan ke Irak untuk membantu menangani ISIS. rep:Dessy Suciati Saputri/Lida Puspaningtyasap/reuters, ed: ferry kisihandi

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement