Kamis 09 Oct 2014 14:00 WIB

ISIS Tinggalkan Sebagian Kobani

Red:

MURSITPINAR – Serangan udara koalisi pimpinan AS untuk sementara mampu menghentikan pasukan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Kobani, sebuah kota di Suriah yang berpenghuni mayoritas etnik Kurdi dan berada dekat perbatasan Turki.

ISIS dipaksa mundur pada Selasa (7/10) tengah malam. ‘’Mereka meninggalkan beberapa area di Kobani dan bagian barat daya kota tersebut,’’ kata Direktur Observatory for Human Rights Rami Abdulrahman yang dikutip Alarabiya, Rabu (8/10).

Langkah ini mereka tempuh setelah mengalami korban dan kerusakan pada peralatan mereka. Paling tidak, empat kendaraan ISIS rusak karena rudal pesawat tempur koalisi. Setelah mundur, mereka memasuki bagian strategis di bagian timur dan selatan Kobani.

ISIS memasuki Kobani pada Senin (6/10) malam setelah hampir tiga pekan bertempur melawan pasukan Kurdi. Jurnalis Kurdi dan aktivis di Kobani, Mustafa Ebdi, menyatakan Maqtala, area di tenggara Kobani, penuh mayat pasukan ISIS.

Ratusan warga sipil masih berada di Maqtala. Melalui akun Facebook-nya, Ebdi menggambarkan situasi kemanusiaan yang sulit di sana. Warga sangat membutuhkan makanan dan air. Di Turki, warga Kurdi berunjuk rasa memprotes tak adanya intervensi militer ke Kobani.

Sebanyak 14 orang tewas akibat unjuk rasa yang rusuh. Polisi menembakkan gas air mata dan meriam air. Massa membakar mobil dan ban. Bentrokan terjadi di ibu kota negara, Ankara dan Istanbul. Seratus orang ditahan dan 30 lainnya terluka termasuk delapan polisi.

Maskapai penerbangan Turkish Airlines membatalkan seluruh penerbangan pada Rabu (8/10) pagi ke Diyarbakir, kota Kurdi di tenggara Turki. Pemerintah lokal menetapkan jam malam menyusul kematian lima demonstran.

Menteri Dalam Negeri Turki Efkan Ala menuding para demonstran mengkhinati negaranya sendiri. Ia mengingatkan agar mereka menghentikan unjuk rasa kalau tak mau menanggung akibat tak terduga. ‘’Kekerasan melahirkan kekerasan,’’ katanya.

Menteri Pertahanan Turki Ismet Yilmaz menyatakan, negaranya akan bergabung dengan komunitas internasional dengan kerusakan minimal. Turki kini menghadapi tekanan berat karena sikap diamnya terhadap situasi di Kobani.

Menurut seorang pejabat senior AS, kemarahan terhadap Turki berkembang. Turki tak melakukan apa pun meski Kobani jaraknya tak jauh dari wilayah mereka. ‘’Setelah semua bencana Suriah, mereka bertindak untuk menghindari bencana lainnya.’’

Utusan PBB untuk Suriah Staffan de Mistura mendesak komunitas internasional secepatnya bertindak untuk mencegah jatuhnya Kobani ke tangan ISIS. Lepasnya Kobani ia yakini menimbulkan pembantaian dan tragedi kemanusiaan.

Mistara memuji pasukan Kurdi yang mempertahankan Kobani dengan penuh keberanian. ‘’Sudah saatnya ada tindakan nyata dunia membantu mereka,’’ katanya. Sebelumnya, Kurdi mendesak komunitas internasional memasok senjata berat agar bisa mengalahkan ISIS.

Negara yang bergabung dengan koalisi memerangi ISIS bertambah. Kanada memutuskan ikut serta dalam serangan udara di Irak setelah parlemen memberikan persetujuan, Selasa (7/10). Kanada memenuhi permintaan AS agar terlibat aksi di Irak.

Kanada berencana mengirimkan 600 personel angkatan udaranya dalam kurun enam bulan ke depan. Sudah ada puluhan penasihat pasukan khusus Kanada di Irak. Sekarang mereka menambah 69 penasihat lagi.  rep:dessy suciati saputri/ap/reuters ed: ferry kisihandi

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement