Rabu 28 Jan 2015 16:00 WIB

Membela Palestina, Intelijen Israel Dipecat

Red:

YERUSALEM- Satuan pengawasan elektronik militer Israel memecat sekitar 43 orang anggota intelijen. Mereka dipecat setelah mengirim surat kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyatakan penolakan untuk memata-matai warga Palestina di wilayah pendudukan.

Radio Angkatan Darat Israel melaporkan, Senin (26/1), Komandan Satuan 8200 yang dikenal sebagai Brigadir Jenderal 'A' telah mencoret 43 tentara cadangan. Para tentara telah menuliskan surat ke Nentanyahu dan kepala petinggi militer bahwa mereka sudah tak sanggup lagi mengabdi pada satuan tersebut.

Sejumlah pihak mengatakan, surat yang dilayangkan beberapa pekan setelah perang 50 hari perang Israel ini merupakan teguran untuk kebijakan keamanan Netanyahu. Seperti dikutip /Guardian, tindakan mata-mata kerap digunakan sebagai informasi melancarkan serangan udara.

Serangan itu tak jarang menimbulkan korban dari warga sipil Palestina tewas. Tindakan-tindakan semacam ini memicu perlawanan di internal pasukan Israel. "Kami menolak ambil bagian dalam tindakan terhadap warga Palestina dan menolak mengabdi untuk memperkuat pemerintahan militer di wilayah pendudukan," kata harian Yedioth Ahronoth, mengutip isi surat para anggota intelijen.

Beberapa anggota yang diwawancarai dengan tak menyebut nama juga mengeluhkan tentang pengumpulan informasi pribadi. Satuan tersebut diminta untuk mencari tahu preferensi seksual atau masalah kesehatan warga Palestina untuk nantinya digunakan sebagai bahan memaksa mereka agar menjadi informan Israel.

Militer Israel membantah spekulasi perpecahan internal dan menyebut penyampaian surat keberatan itu hanya dilakukan sekelompok kecil tentara untuk mencari popularitas. Meski telah dipecat, nama-nama mereka tidak diungkap ke publik. Itu merupakan komitmen Satuan 8200 yang selama ini  memonitor musuh-musuh dari negara-negara Arab, Iran, dan Palestina.

Televisi Channel 1 mengungkapkan surat itu pemecatan. Dalam surat itu tertulis, mereka yang bertindak tak tepat tidak bisa lagi bergabung dengan satuan tersebut. "Anda telah menyeberangi garis merah dan bertindak tak tepat dan melihat apa yang Anda tulis, maka Anda kami berhentikan," tulis surat pemecatan tersebut.

Secara terpisah pada Ahad (25/1) dan Senin (26/1), pasukan pendudukan Israel telah menangkap enam anak Palestina di bawah umur. Pada Ahad, Israel menahan seorang anak Palestina berusia 10 tahun di wilayah al-Tur, Yerusalem Timur. Saksi mengatakan, insiden tersebut mendorong bentrokan antara warga dan tentara Israel.

Penduduk setempat mengatakan kepada Ma'an News, tentara Israel menyerang dan menangkap Mohammed Afeef Khweis saat tengah bermain di taman di daerah al-Tur. Anggota keluarga Mohammed yang mencoba menghentikan penangkapan diserang oleh tentara. Pasukan pendudukan Israel kerap menangkap anak-anak di bawah umur di wilayah pendudukan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Mereka ditangkap karena perkara sepele, seperti melempar batu ke arah tentara.

Oleh Gita Amanda  ap/reuters ed: Teguh Firmansyah

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement