Pada Senin, pengusaha Myanmar Soe Nyuth mengatakan akan membawa sebuah pintu gerbang besi dalam pelelangan. Nyuth mengatakan pintu tersebut adalah milik pemimpin legendaris Myanmar, Aung San Suu Kyi. Namun, saat ini pintu gerbang tersebut adalah miliknya.
"Pintu ini menceritakan sejarah perjuangan demokrasi Myanmar," katanya. Seharusnya, kata Soe Nyuth, barang bersejarah ditempatkan di museum untuk generasi masa depan.
Meski berkomentar demikian, akhirnya Soe Nyuth memilih membawanya ke pelelangan. Penawaran pertama akan dimulai dengan harga 200 ribu dolar AS atau sekitar Rp 2,5 miliar.
Pelelangan akan dilakukan dalam beberapa minggu ke depan. Pintu gerbang istimewa ini dicat kuning dan merah, yang merupakan warna Partai National League for Democracy (NLD).
"Gerbang tersebut saya beli ketika mengerjakan tata taman di Daw Suu setelah pembebasan Suu Kyi," kata Soe Nyunth. Pengusaha restoran tersebut mengatakan, sebagian uang hasil lelang akan digunakan untuk perayaan penghormatan 100 tahun ayah Suu Kyi, pemimpin independen Myanmar Jenderal Aung San.
Sementara, sebagian lainnya untuk mendanai markas besar partai Suu Kyi, NLD. "Saya pikir komunitas internasional akan tertarik sehingga saya akan menunggu beberapa waktu sebelum secara pribadi melelangnya," kata Soe Nyuth.
Lebih jauh Soe Nyuth mengatakan tak akan menerima kurang dari harga yang ditetapkan dan akan memberikannya pada orang yang membeli dengan harga tertinggi. Pintu gerbang tersebut bersejarah karena pernah menjadi batas kebebasan Suu Kyi. Selama 15 tahun menjadi tahanan rumah, ia hanya bisa bersuara di balik gerbang tersebut. Ia berpidato tentang korupsi hingga pendidikan melalui pengeras suara. Sementara, para pendukungnya berada di balik gerbang.
Pada 1996, rezim militer menghalangi akses publik ke rumah pinggir danaunya itu. Namun, pada 2007, lebih dari 500 biksu Buddha menghalau barikade dan menemui Suu Kyi di depan gerbang. Ia menyambut mereka dan memberi hormat.
Ketika akhirnya dibebaskan pada 2010, ribuan pendukungnya menyambut di depan gerbang dengan bunga. Sejak saat itu, pintu gerbang diganti. Saksi bisu atas perjalanan panjang Suu Kyi itu rasanya pantas dihargai lebih dari miliaran.
"Jika pintu hebat itu bisa bicara, ia bisa menceritakan sejarah perlawanan demokrasi Burma selama 25 tahun," kata Nyuth dalam akun Facebook-nya.
Ini bukan pertama kalinya barang yang berhubungan dengan Suu Kyi menjadi barang lelang. Baju hangat yang pernah dibuatnya dilelang dalam penggalangan dana partai pada 2012. Baju hangat rajutan itu dihargai 123 ribu dolar AS. Uang tersebut ia gunakan untuk mendanai proyek pendidikan dan kesehatan.
Saat ini Suu Kyi memimpin kelompok oposisi pemerintah yang didominasi militer. Sejak pembebasannya, ia terpilih menjadi anggota parlemen dan partainya berpengaruh sangat besar. NLD diprediksi menang dalam pemilihan umum tahun ini, jika pemilu jujur dan adil.
Meski demikian, Suu Kyi tak bisa menjadi presiden karena keputusan pengadilan melarang siapa pun yang berhubungan dengan pihak asing untuk maju sebagai kandidat. Dua anak Suu Kyi berkewarganegaraan Inggris seperti suami lamanya. Oleh Lida Puspaningtyas ap ed: Yeyen Rostiyani