Otoritas Israel akhirnya membebaskan seorang tahanan Palestina yang melakukan aksi mogok makan selama 55 hari, Ahad (12/7). Pembebasan dilakukan di tengah kondisinya yang kian mengkhawatirkan.
Khader Adnan (37 tahun) mulai melakukan aksi mogok makan pada 6 April setelah ditahan tanpa tuduhan. Adnan tampak kurus dan pucat saat dipindahkan dengan ambulans Israel pada Ahad (12/7).
Pengacara korban, Jawad Boulos, mengatakan kepada Aljazirah, Adnan dijadwalkan akan dilepas pada Sabtu (11/7) lalu, tetapi ditunda hingga Ahad. Ini tampaknya dilakukan untuk menghindari peringatan besar-besaran oleh para pendukung Adnan. "Israel tak akan menahan terpidana lagi di bawah aturan penahanan administratif," kata Boulus menambahkan.
Sumber keamanan Palestina mengatakan kepada Ma'aan, Israel membebaskan Adnan secara rahasia. Bahkan, keluarga terpidana tidak tahu kapan ia dibebaskan. "Israel ingin menghindari perayaan," katanya.
Adnan menolak berbicara dengan jurnalis seputar pembebasannya. Keengganan Adnan tersebut ditengarai lantaran ia terikat perjanjian dengan Israel.
Adnan ditempatkan di bawah pengawasan medis di sebuah klinik di Penjara Ramla sejak awal bulan ini. Ia ditangkap tentara Israel dari rumahnya di Arrabeh, utara Tepi Barat pada Juli 2014.
Ini merupakan ke-10 kalinya Adnan ditahan tanpa tuduhan oleh Zionis. Secara total Adnan telah menghabiskan waktu sekitar enam tahun di penjara. Sebelumnya, Adnan juga pernah melakukan aksi mogok makan selama 66 hari.
Kabar pembebasan Adnan pun telah muncul sepekan lalu. Israel sepakat untuk membebaskannya di tengah tekanan Palestina yang mengadukan otoritas Zionis ke Pengadilan Kejahatan Internasional (ICC).
Awal bulan ini istri Adnan, Randa, menyatakan keprihatinannya akan kondisi sang suami. "Kami sangat prihatin dengan kesehatannya sekarang ini semakin buruk. Kita tahu ia bisa mati jika sesuatu tak segera dilakukan," ungkapnya.
Menurut Palestinian Prisioners Society, saat kesehatannya memburuk Adnan sempat menolak menjalani tes medis atau meminum vitamin. "Kami diberitahu ia tak bisa berdiri sendiri atau berjalan dan dia terbelenggu di tempat tidur rumah sakit. Ada penjaga mengawasinya setiap saat," kata Randa.
Adnan merupakan seorang tokoh terkenal di masyrakat Palestina. Ia dikabarkan merupakan salah satu tokoh terkemuka partai politik Jihad Islam. Partai Jihad Islam pernah mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan di Israel.
Sementara itu, Israel mengatakan, penahanan administratif merupakan alat penting untuk menghadapi milisi Palestina. Diperkirakan hingga kini ada 426 warga Palestina yang menjalankan penahanan administratif. Melalui aturan tersebut Israel dapat memenjarakan warga Palestina tanpa tuduhan atau proses pengadilan. rep: Oleh Gita Amanda ap ed: Teguh Firmansyah