REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH--Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry mengunjungi Arab Saudi untuk melakukan pembicaraan dengan pejabat-pejabat Arab Teluk, Sabtu (23/1). Pembicaraan tersebut merupakan upaya untuk meredakan perseteruan Arab Saudi dengan Iran, termasuk membahas proses perdamaian Suriah.
Kerry tiba di Riyadh pada Sabtu usai dari Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss. Dia mengatakan ingin bertemu dengan rekan AS di Teluk untuk mendiskusikan langkah pascakesepakatan nuklir Iran diimplementasikan. Dia berbicara dengan perwakilan negara-negara Teluk dari Saudi, yaitu Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir.
AS dan Dewan Kerja Sama Teluk sepakat mencegah aktivitas Iran yang bisa mengakibatkan ketidakstabilan di kawasan dan mendukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam perundingan perdamaian pekan ini.
"Saya meyakinkan semua orang bahwa hubungan antara AS dan negara-negara Teluk dibangun berdasarkan kepentingan bersama, pertahanan bersama, dan tidak ada keraguan apa pun bahwa negara-negara ini dan AS bersama-sama memerangi ancaman eksternal apa pun," kata Kerry.
Kerry juga mengatakan akan terus mendorong konsensus oposisi Suriah yang didukung PBB. Konsensus akan memulai negosiasi pada Senin (25/1) di Jenewa dalam perundingan perdamaian.
Seorang pejabat AS yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, hingga saat ini perselisihan Arab dan Iran tidak sampai mengorbankan upaya perdamaian Suriah. Sebelum meninggalkan Swiss, Kerry mengatakan, "Perselisihan kedua negara tetap jadi perhatian."
Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran. Itu terjadi setelah pengunjuk rasa menyerang Kedutaan Besar Saudi di Teheran, Iran. Aksi itu dipicu oleh eksekusi Saudi terhadap ulama Syiah, Nimr al- Nimr, dan pengikutnya yang dianggap melakukan aksi teror.
Sementara, al-Jubeir mengadukan soal Iran yang menentang negara-negara Arab. Dia tidak yakin Washington akan keras kepada Iran dalam kesepakatan nuklirnya yang diimple mentasikan awal bulan ini dan telah mem buka peluang akses bagi Iran pada aset-asetnya yang selama ini dibekukan.
"AS sangat sadar kekacauan akibat aktivitas Iran terjadi di kawasan. Saya tidak percaya AS terpengaruh apa pun yang menyesatkan dari Iran," kata Jubeir.
Sebelumnya, dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, ketegangan terjadi antara tokoh senior Arab Saudi dan Iran. Pertemuan Pangeran Saudi Turki al-Faisal dan Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif digelar pada Rabu (20/1) diwarnai aksi saling tuding.
Zarif menyangkal telah bertemu dengan Pangeran Saudi. Se mentara, Pangeran al- Faisal mengonfirmasi dia menghadiri sesi konferensi dengan Zarif. Namun, ia menolak menjelaskan detailnya. rep: Lida Puspaningtyas ap/reuters, ed: Dewi Mardiani