Ahad 10 Apr 2016 15:32 WIB

Korut Uji Coba Rudal Antarbenua

Red: operator

sikap agresif pemimpin muda Kim Jong-un terkait dengan kongres besar partai berkuasa yang akan diselenggarakan bulan depan.

 

PYONGYANG--Korea Utara mengaku berhasil menguji mesin roket balistik baru antarbenua.

Menurut kantor berita Korut, KCNA, kehadiran mesin roket baru ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan Korut untuk memulai serangan terhadap Amerika Serikat (AS).

Jika uji mesin ini benar, akan menjadi langkah besar bagi program senjata nuklir Korut yang telah melakukan uji atom keempat pada awal 2016. Namun, masih ada beberapa hal lagi yang masih harus dipersiapkan Korut sebelum dapat menyerang daratan AS dengan rudal nuklir.

Para pejabat Korea Selatan mengata kan, Korut sampai saat ini belum memiliki rudal balistik antarbenua yang tepercaya. Apalagi, ke mampuan untuk memper senjatainya dengan hulu ledak nuklir. 

Meski begitu, Korsel tetap akan mela kukan pengawasan terhadap berbagai perkembangan yang terjadi Korut. "Kami terus memantau upaya lebih lanjut Korut dalam pengembangan ICBM (Intercon tinental Ballistic Missile) atau rudal balistik antarbenua serta gerakan apa pun terhadap peluncuran rudal," ujar salah satu pejabat militer Korsel dari Depar temen Pertahanan Nasional, dilansir NBC News.

Uji coba terbaru ini diumumkan KCNA, Sabtu (9/4), sebagai serangkaian uji terbaru Korut yang dianggap provo kasi, termasuk peluncuran rudal balistik jarak menengah bulan lalu. Peluncuran rudal balistik tersebut melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang kegiatan balistik oleh Korut. 

Di Washington, Juru Bicara Departemen Luar Negeri Mark Toner menyerukan Korut untuk menahan diri dari tindakan dan retorika yang akan lebih menggun cang wilayah tersebut. Ia meminta Korut fokus mengambil langkah-langkah konkret menuju pemenuhan komitmen dan kewajiban internasional.

Terkesan menghiraukan imbauan dari dunia internasional, Korut justru mengancam serangan nuklir terhadap Washington dan Seoul. Korut bahkan menembakkan rudal jarak pendek dan artileri ke laut sebagai respons dari digelarnya latihan militer AS-Korsel dan adanya sanksi PBB.

Beberapa analis memperkirakan, sikap agresif pemimpin muda Kim Jong-un terkait dengan kongres besar partai berkuasa yang akan diselenggarakan bulan depan. Kim bermaksud memper kuat cengkeramannya pada kekuasaan saat ini di genggamannya.

Dengan retorika khas, KCNA menga takan bahwa Kim senang dengan mesin roket dengan daya lebih tinggi, api besar, dan suara yang memekakkan telinga selama uji coba di Sohae Space Center, barat laut negara itu. "Negara ini sekarang akan mampu menjaga setiap limbah kejahatan di bumi, termasuk daratan AS dalam jangkauan kami," ujar Kim, dikutip dari BBC News. 

Korut baru-baru ini juga tengah ber usaha keras mempromosikan kema juan dalam senjata nuklir dan program rudal balistik. Namun, klaim tersebut sering diragukan pejabat Korsel dan para ahli.

Media resmi Korut pada 9 Maret menunjukkan gambar Kim yang tengah tersenyum dan berpose dengan para ilmuwan nuklir. Mereka berada di sam ping objek yang tampaknya merupakan model perangkat pemicu hulu ledak nuklir. Kim menyatakan, miniatur hulu ledak nuklir tersebut digunakan pada rudal balistik.

Korut mengklaim telah menguasai teknologi re-entryuntuk melindungi hulu ledak dari panas ekstrem dan tantangan lainnya saat kembali ke atmosfer dari ruang angkasa. Mereka juga mengatakan telah berhasil melakukan uji mesin roket berbahan bakar solid. 

Rudal berbahan bakar solid umumnya sulit untuk dideteksi sebelum mereka diluncurkan dibanding rudal berbahan bakar cair. Uji terbaru, seperti semua klaim atom dan klaim rudal Korut, akan menyebabkan kekhawatiran di Washing ton dan negara tetangga Korut. 

Pihak internasional sejauh ini tidak berdaya menghentikan kemajuan nuklir Korut. Pembicaraan pelucutan senjata internasional pun telah terhenti selama bertahun- tahun. Sementara, sanksi ketat yang dijatuhkan hanya berdampak sedikit untuk mencegah kemajuan senjata di Pyongyang.    rep: Melisa Riska Putri, ed: Setyanavidita Livikacansera

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement