Ahad 10 Apr 2016 15:48 WIB

Ancam Wartawan, Menteri Portugal Mengundurkan Diri

Red: operator

LISBOA -- Menteri kebudayaan Portugal Joao Soares mengundur kan diri, Jumat (8/4), setelah memicu kontroversi di media sosial. Sebelumnya, Soares mengancam memberikan dua jurnalis `tamparan' di laman Facebook- nya.

Diberitakan dari the Guardian, putra mantan presiden dan perdana menteri Portugal Mario Soares tersebut membuat komentar tentang jurnalis bernama Augusto Seabra dan Vasco Pulido Valente setelah dikritik pedas dalam editorial pada surat kabar Publico. Ia mengancam akan menampar dan menyebut dua jurnalis tersebut tidak kompeten dan kasar.

"Saya harus menemukan kolumnis Augusto Seabra dan Vasco Pulido Valente sekarang juga untuk memberi mereka tamparan. Ini akan baik bagi mereka. Dan, bagi saya," tulis Soares di halaman Facebook-nya pada Kamis (7/4).

Ulahnya ini lalu memicu badai kemarahan dari masyarakat dan tuntutan baginya untuk segera mundur. Ratusan pengguna Facebookdan politikus oposisi menyebut komentarnya tidak sesuai dengan pekerjaan menteri, terutama yang bertanggung jawab atas budaya.

Soares kemudian membela diri dengan mengatakan reaksinya bukan untuk pendapat ataupun kritik dari jurnalis tersebut, tetapi karena penghinaan. "Saya penganut kedamaian, maaf kalau saya menakuti mereka," katanya.

Soares menjadi menteri pertama yang meninggalkan pemerintahan berhaluan kiri Perdana Menteri Sosialis Antonio Costa yang mengambil alih kekuasaan pada November lalu.

Costa pun kemudian meminta maaf kepada publik dan dua jurnalis tersebut atas nama kabinetnya, Kamis (7/4). Ia mengatakan, peristiwa ini tidak mencerminkan bagaimana pemerintah ingin berhubungan dengan masyara kat.

"Soares mengundurkan diri pada Jumat (8/4) karena alasan solidaritas yang mendalam kepada pemerintah dan politik sayap kirinya," ujar Costa dalam pernyataan yang diterbitkan kantor berita Lusa.

Dalam editorial yang membuat marah Soares, Seabra mengatakan, pengangkatan Soares tidak dapat dipahami dan gaya menteri tersebut dinilai kronisme, otoritarianisme, dan kasar. Sebelum pengunduran diri Soares, oposisi utama Partai Sosial Demokrat mengatakan, Soares mewakili kurangnya rasa hormat terhadap kritik dan kebebasan ber ekspresi.  rep: Melisa Riska Putri/reuters, ed: Setyanavidita Livikacansera

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement