Jumat 15 Apr 2016 14:00 WIB

Korut Tembakkan Dua Rudal Balistik

Red:

PYONGYANG -- Korea Utara (Korut) telah mengerahkan satu atau dua rudal balistik jarak menengah di pantai timur. Korut diperkirakan mempersiapkan peluncuran pada Jumat (15/4), ulang tahun kelahiran pendiri negara itu.

Kantor berita Yonhap, Kamis (14/4), melaporkan, sebuah peluncur bergerak terlihat membawa dua rudal Musudan, menyusul uji coba nuklir keempat Korut pada Januari dan roket jarak jauh pada bulan selanjutnya. Tindakan tersebut menyebabkan munculnya sanksi keras dari PBB.

Rudal Musudan dengan berbagai model memiliki kemampuan lebih dari tiga ribu kilometer. Kementerian Pertahanan Korsel dan para ahli tidak mengetahui penerbangan rudal tersebut telah diuji coba.

Beberapa ahli mengatakan, Korut mungkin memilih uji coba Musudan dalam waktu dekat karena mencoba membangun rudal balistik antarbenua. Rudal balistik antarbenua disiapkan untuk menempatkan daratan Amerika Serikat dalam jangkauan.

Intelijen AS percaya, kemampuan Korut untuk mencapai AS adalah kecil. Namun, kemampuan Korut dapat meningkat, membuat investasi berkelanjutan dalam pertahanan rudal.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel Moon Sang-gyun menolak mengonfirmasi laporan Yonhap. Tapi, dia mengatakan, militer telah berada dalam siaga tinggi untuk setiap peluncuran rudal oleh Korut sejak Kim Jong-un bersumpah untuk melakukan uji coba lagi.

Kim mengatakan pada Maret, negaranya akan segera menguji hulu ledak nuklir dan rudal balistik yang mampu membawa hulu ledak nuklir.

Korut yang secara teratur mengancam untuk menghancurkan Korsel dan AS sering menembakkan rudal selama periode ketegangan di wilayah. Korut juga menembakkan rudal ketika di bawah tekanan untuk meninggalkan program senjatanya.

Ahli Korsel mengatakan, Korut mungkin memilih menunjukkan kekuatan menjelang kongres besar partai pada Mei untuk mendeklarasikan tenaga nuklir miliknya. Atau, deklarasi dilakukan sekitar 15 April, pada peringatan ulang tahun kelahiran kakek Kim, Kim Il-sung.

Negara terisolasi, Korut dan Korsel, secara teknis masih berperang. Alasannya, konflik 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

Korut menuduh Korsel pada Selasa menculik warganya di Cina, empat hari setelah Korsel mengatakan 13 pekerja sebuah restoran yang dikelola Korut telah membelot.   rep: Melisa Riska Putri/reuters, ed: Yeyen Rostiyani

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement