Rabu 11 Jan 2017 16:00 WIB

Trump Tunjuk Menantu untuk Gedung Putih

Red:

WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump menunjuk menantunya, yaitu Eric Kushner, sebagai penasihat senior Gedung Putih, Senin (9/1). Kasus anggota keluarga presiden mendapatkan jabatan utama dinilai jarang terjadi di Gedung Putih.

Menurut seorang pejabat transisi, suami Ivanka Trump itu menerima jabatan sebagai penasihat senior Gedung Putih setelah mendapatkan kepastian hal itu tidak melanggar hukum antinepotisme AS. Tidak seperti jabatan di Kabinet, penunjukan Kushner tidak perlu konfirmasi dari Senat dan Kushner tidak akan dibayar.

"Kushner adalah aset yang luar biasa dan penasihat tepercaya saat kampanye dan masa transisi," ujar Trump, Senin (9/1).

Kushner yang juga seorang pebisnis real estate di New York, seperti Trump, muncul sebagai tokoh penting saat mertuanya melakukan kampanye presiden. Kushner terlibat hampir di setiap aspek keputusan strategi dan penggalangan dana kampanye Trump.

Sementara, Ivanka dilaporkan tidak akan mengambil peran apa pun di Gedung Putih. Namun, ia akan tetap menetap dengan keluarganya di Washington, DC.

Kushner dan istrinya melakukan divestasi signifikan dari portofolio keuangan mereka sebelum pindah dari New York ke Washington, DC. Mereka akan dihadapkan dengan pertanyaan mengenai konflik kepentingan di Gedung Putih.

Para pejabat transisi senior dan pengacara Kushner dilaporkan akan segera melakukan konferensi pers dengan sekelompok kecil wartawan.

Kushner akan bekerja sama dengan Kepala Staf Gedung Putih Reince Priebus dan strategis senior Steve Bannon dalam menasihati presiden baru AS. Para pejabat mengatakan, Kushner akan fokus pada kebijakan perdagangan dan Timur Tengah.

Menurut laman Haaretz, orang tua Kushner dikenal sebagai donor bagi sejumlah organisasi di permukiman Yahudi di Tepi Barat. Dalam laporan pajak diungkap, dalam beberapa tahun terakhir mereka telah menggelontorkan dana puluhan ribu dolar AS.

Selama ini, Kementerian Luar Negeri AS berpendapat bahwa permukiman Yahudi yang dibangun Israel di daerah pendudukan merusak proses damai Israel dan Palestina. Sumbangan pada 2010 hingga 2014 menunjukkan sumbangan berkisar 5 ribu dolar AS hingga 10 ribu dolar AS yang diberikan melalui yayasan keluarga Kushner, yaitu Charles and Seryl Kushner Foundation. Kushner sendiri duduk di dewan direksi di yayasan orang tuanya.

Trump yang akan dilantik pada 20 Januari mendatang, bersumpah akan menulis ulang perjanjian perdagangan internasional agar lebih menguntungkan AS. Ia juga berjanji memindahkan Kedutaan Besar AS untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem, setelah 68 tahun.

Pro dan kontra

Jamie Gorelick, seorang pengacara di New York yang menjabat sebagai wakil jaksa agung semasa kepemimpinan presiden Bill Clinton dari Partai Demokrat, turut memberikan saran kepada Kushner. Menurut Gorelick, jabatan Kushner tidak akan melanggar Undang-Undang antinepotisme 1967.

Dia mengatakan, Kongres pada 1978 mengharuskan Presiden AS menunjuk personel Gedung Putih tanpa memandang hukum federal, seperti Undang-Undang Antinepotisme. Putusan pengadilan telah menentukan Gedung Putih bukan objek di bawah hukum antinepotisme.

"Saya tidak mengatakan tidak ada argumen lain, dan saya menghormati orang-orang yang membuat argumen lain. Saya hanya berpikir saya memiliki argumen yang lebih baik," kata Gorelick.

Richard Briffault, ahli etika pemerintah di Columbia Law School, menyatakan ketidaksetujuannya atas penunjukan Kushner.

"Mengingat fakta bahwa presiden secara khusus disebutkan, Anda akan berpikir seseorang yang bekerja untuk presiden akan menghadapi hukum antinepotisme," ungkapnya.

Bill Clinton sebelumnya juga menimbulkan kontroversi pada 1993, ketika ia menunjuk istrinya, Hillary Clinton, untuk memimpin divisi kesehatan dalam pemerintahannya. Sementara, John F Kennedy setelah terpilih sebagai presiden pada 1960, juga memilih saudaranya, Robert, sebagai jaksa agung.

Enam anggota Partai Demokrat dari Komite Kehakiman mengatakan, mereka telah menulis kepada Departemen Kehakiman dan Kantor Etika Pemerintah AS untuk meninjau potensi terjadinya nepotisme dan konflik kepentingan yang muncul setelah pengangkatan Kushner.

Kushner dilaporkan akan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai kepala eksekutif di Kushner Companies dan sebagai penerbit di surat kabar New York Observer. Ia juga akan melepaskan diri dari kepentingan apa pun di New York Observer, Thrive Capital, gedung perkantoran 666 Fifth Avenue di tengah Manhattan, dan investasi asing lainnya.

Selain itu, Kushner tidak akan lagi berpartisipasi dalam kepentingan bisnis lain, seperti bisnis real estate di New York, bisnis Ivanka di Trump Hotel di Washington, dan bisnis mode Ivanka. Kushner akan mengajukan pengungkapan keuangan ke publik.

Norman Eisen, mantan kepala Kantor Etika Pemerintah di bawah pemerintahan presiden Barack Obama, mengatakan keputusan Kushner tersebut merupakan langkah yang positif.

"Saya berharap ayah mertuanya melakukan hal yang sama, sama juga seperti presiden di empat dekade terakhir," kata Eisen.

Trump sempat mengatakan, dia akan memberikan kekuasaan bisnisnya kepada anak-anaknya. Namun, dia tidak memberikan informasi detail.      rep: Fira Nursya’bani/reuters, ed: Yeyen Rostiyani

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement