Ahad 12 Oct 2014 12:05 WIB

Geus Dipeupeuk, jadiPameungpeuk

Red: operator

Dari informasi beberapa sesepuh setem pat, saya mencoba menelusuri beberapa kisah yang menceritakan asal mula desa Pameungpeuk. Satu cerita yang diyakini turun temurun, Pameungpeuk awalnya merupakan satu dari bagian wilayah kekuasaan kerajaan Pajajaran (10301579 M). Dulunya, desa ini masih bernama Desa Negara, berkaitan keberadaan Gunung Nagara yang memang tak jauh keberadaannya dari Desa Pameungpeuk.

Istilah Pameungpeuk barulah berawal saat Pajajaran tutup buku dan sebagian wilayahnya, termasuk Garut, menjadi bagian dari kekuasaan Sumedang Larang pada pertengahan abad ke-16. Di saat itulah, penyebaran Islam juga mulai masif masuk.

Satu cerita, Raja Sumedang Larang Prabu Geusan Ulun mendapat wasiat dari sang ayah, Pangeran Santri. Prabu Geusan Ulun diwasiati agar jika sang ayah nanti mangkat agar jasadnya dibuang ke aliran sungai. Jika jasad sang ayah tersangkut pada satu aliran sungai itu maka ditimbunlah sungai dengan batu-batuan dalam istilah Sunda disebut dipeupeuk ku batu. Artinya, jika tidak ada peristiwa pem bendungan tersebut, boleh jadi Kawedanan Pameungpeuk masihlah sebuah aliran sungai yang airnya jernih mengalir ke pantai Garut selatan.