Rabu 10 Sep 2014 12:00 WIB

Mencari Makam Ibu di Tanah Haram

Red:

Oleh:Neni Ridarineni(wartawan republika) -- Hanya berbekal foto lokasi makam di Al-Soraya, Makkah, Kepala Sektor Khusus Masjidil Haram Letkol TNI M Hassan akhirnya menemukan makam ibunya yang wafat pada Februari 2014 saat menunaikan ibadah umrah.  

Sang ibu wafat dalam keadaan mengenakan baju ihram sebelum berangkat ke Masjidil Haram. ''Ketika berangkat, ibu tampak sehat-sehat saja. Tapi, setelah miqat di Bir Ali, istirahat sebentar di hotel, ibu lalu tidur dan ternyata tidak bangun lagi. Beliau belum sempat thawaf, tapi sudah pakai baju ihram,'' cerita Hassan kepada Republika.

Saat meninggal, ibunda Hassan didampingi adik dan adik ipar Hassan yang kebetulan mendampingi saat umrah. Kala itu, sebetulnya Hassan sudah berniat mengumrahkan ibunya bersama istri dan adiknya. Tapi, karena ada tugas negara, Hassan urung pergi ke Tanah Suci mendampingi ibunya. Padahal, waktu itu semua urusan yang berkaitan dengan keberangkatan umrah sudah beres dan tinggal berangkat bersama ibu, adik, dan istrinya. Ternyata, Allah berkehendak lain. Hassan mendapat tugas mendadak yang tak bisa ditinggalkan. Sebagai anggota pasukan pengawal presiden (Paspampres) dia harus siap setiap saat ditugaskan.

Akhirnya, yang berangkat mendampingi ibunya, Asni binti Johan, untuk menunaikan ibadah umrah adalah adik kandung dan adik iparnya. Ketika berangkat, ibunda Hassan tampak sehat-sehat saja meski sering mengeluh sakit di lutut, mungkin karena usianya yang sudah 70-an tahun. Hassan mengaku sangat menyesal tak bisa mendampingi ibunya saat umrah.

Sejak itu, ia punya keinginan kuat untuk pergi ke Tanah Suci. ''Tuhan mengabulkan keinginan saya. Alhamdulillah, meskipun saya tidak jadi umrah, ternyata tugas mengantarkan saya ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji sekaligus bisa menengok makam ibu,'' kata dia yang baru kali ini  menjadi petugas haji. 

Sejak dari Indonesia, dia sudah berbekal foto makam ibunya yang disimpannya di ponsel. Foto itu diperoleh dari  adik yang mendampingi ibu saat mengembuskan napas terakhir hingga dimakamkan di pemakaman khusus orang asing di Makkah.

Hassan sengaja datang ke makam ibunya pada Jumat pagi. ''Kalau kebiasaan di Indonesia, berziarah ke makam itu sunahnya pada Jumat. Tapi, waktu saya ke makam ibu, tidak ada orang yang berziarah dan kebetulan ada orang yang sedang dimakamkan. Namun, saya tidak tahu dari mana asalnya.''

Pemakaman di Makkah semua sama, hanya diberi tanda batu nisan putih dan tak ada nama orang yang dimakamkan. Dalam foto yang dibawa Hassan, tampak batu nisan yang hanya bertuliskan co.569. Meski hanya berbekal foto, Hassan dengan cepat menemukan makam ibunya.

''Kata adik saya, dari batu tersebut makam ibu di urutan kedelapan. Alhamdulillah ketemu,'' kata Hassan. Dia langsung menuliskan nama ibunya, "Asni binti Johan" dengan spidol hitam.

Beruntung, Hassan bisa masuk ke pemakaman  yang berjarak sekitar 15 kilometer dari Masjidil Haram itu. ''Padahal, biasanya makam di  Arab Saudi itu dijaga ketat dan tidak ada orang yang boleh memasuki makam tersebut,'' kata Adam Haenudin, pengelola Kantor Urusan Daker Makkah yang sudah 20 tahun tinggal di Makkah.

Menurut Hassan, ketika dia datang, tak ada seorang petugas pun yang menjaga pintu gerbang makam Al-Soraya. ''Jadi, saya bertiga masuk  ke makam dengan bebas karena tak ada yang melarangnya. Sepengetahuan saya, kalau Jumat itu hari berziarah, jadi orang bisa bebas masuk ke makam.''

Al-Soraya adalah pemakaman khusus orang asing di Makkah. Biasanya, yang dimakamkan di situ adalah orang yang meninggal saat sedang menunaikan ibadah umrah atau haji. Lain halnya dengan pemakaman Ma'la yang dikhususkan untuk masyarakat setempat.  Pemakaman bersejarah ini jaraknya hanya sekitar 600 meter dari Masjidil Haram.

Pada zaman Rasulullah, makam Ma'la dijadikan pemakaman umum bagi umat Islam Makkah. Di Ma'la pulalah dimakamkan sejumlah orang dekat Rasulullah SAW, di antaranya Khadijah, istri Rasulullah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement