Hajar Aswad (batu hitam) diyakini sebagai batu surga. Batu ini merupakan batu rubi yang diturunkan Allah dari surga melalui Malaikat Jibril. Batu ini terletak di salah satu sudut Ka'bah, di dalam Masjidil Haram. Di sudut tenggara bangunan rumah Allah itu, Hajar Aswad menjadi penanda dimulainya ibadah tawaf.
Batu hitam itu terletak di sudut selatan Ka'bah pada ketinggian 1,10 meter dari lantai Masjidil Haram berukuran panjang 25 cm dan lebar 17 cm. Sekarang ini, Hajar Aswad pecah menjadi delapan bongkah dan kedelapan bongkahan itu masih tersusun rapi pada tempatnya seperti sekarang. Gugusan yang terbesar berukuran seperti sebuah kurma yang tertanam di batu besar lain dan dikelilingi oleh ikatan perak.
Nabi Ibrahim AS membenamkan batu hitam itu di salah satu sudut Ka'bah. Dikisahkan, pada mulanya Ka'bah tidak memiliki pintu masuk. Nabi Ibrahim AS bersama Nabi Ismail AS berikhtiar untuk membuatnya dengan mengangkut batu dari berbagai gunung.
Dalam sebuah kisah disebutkan bahwa saat pembangunannya mendekati selesai, Nabi Ibrahim AS merasakan masih ada kekurangan. Ia memerintahkan Nabi Ismail AS untuk mencari sebuah batu yang akan diletakkannya sebagai penanda bagi manusia.
Kemudian, Nabi Ismail AS pun pergi dari satu bukit ke bukit yang lain untuk mencari batu yang baik dan sesuai. Ketika Nabi Ismail AS sedang mencari batu di sebuah bukit, tiba-tiba datang Malaikat Jibril memberikan sebuah batu yang cantik. Ibrahim AS bergembira hati dan menciumnya.
Sampai sekarang, Hajar Aswad itu dicium oleh orang-orang yang pergi ke Baitullah. Beratus ribu kaum Muslim berebut ingin mencium Hajar Aswad itu. Yang tidak berkesempatan mencium, cukuplah dengan memberikan isyarat lambaian tangan saja dari jauh.
Banyak kisah yang selalu diceritakan dengan penuh semangat dan kadang membuat bulu kuduk berdiri tentang "perjuangan" mencium Hajar Aswad. Ada yang bibirnya jontor tersikut atau disikut dan sebagainya.
ed: a syalaby ichsan