Assalamualaikum wr wb.
Ustaz, hal-hal apa saja yang harus diperhatikan pasangan suami istri yang akan menunaikan ibadah haji? Saya sering mendengar banyak suami istri justru bertengkar saat berada di Tanah Suci. Bagaimana agar hal itu tak terjadi ?
Tina
Ciamis, Jawa Barat
Waalaikumussalam wr wb.
Berangkat ke Tanah Suci bersama suami dan istri merupakan dambaan setiap keluarga. Kehidupan berumah tangga yang penuh dinamika selama ini ingin dituntaskan dengan beribadah haji bersama. Berjuang untuk menggapai rahmat Allah dalam status sebagai tamu Allah.
Alangkah menyenangkan jika ke Masjid Al-haram atau ke Masjid Nabawi pergi dan pulang bersama-sama, tawaf dan sai berjalan berdampingan atau berpegangan tangan. Mengangkat tangan berdoa sewaktu wukuf, jumrah, maupun saat saat melihat Ka’bah. Berziarah menikmati kesejarahan perjuangan Nabi dan para sahabatnya, baik di Makkah maupun Madinah. Panik jika suami atau istri lambat belum pulang dari masjid ketika terpisah. Berbelanja dan membeli oleh-oleh pun itu merupakan hasil dari diskusi kesepakatan berdua.
Keindahan beribadah suami dan istri harus dicanangkan oleh pasangan yang akan berangkat ke Tanah Suci. Karenanya, beberapa hal yang perlu mendapat perhatian sebagai berikut.
Pertama, menyadari bahwa sejarah haji diawali oleh hubungan kasih sayang pasangan suami istri Adam As dan Siti Hawa melalui pertemuan kembali keduanya di Padang Arafah tempat wukuf seluruh jamaah haji pada 9 Dzulhijjah. Gunung tempat bertemunya pun disebut Jabal Rahmah yang artinya "Gunung Kasih Sayang".
Kedua, memahami bahwa suami maupun istri asalnya merupakan satu "kholaqokum min nafsi waahidah" (QS an-Nisaa’ [4]: 1) atau "kholaqalakum min anfusikum" (QS ar-Rum [30]: 21) yang mengandung arti bahwa jodoh adalah pasangan serasi yang telah ditetapkan dan sudah pasti akan ada kesamaan antara satu dan yang lainnya.
Ketiga, berangkat ke Tanah Suci yang dipanggil oleh Allah itu adalah berdua karenanya harus yakin bahwa kedua-duanya disayangi oleh Allah SWT, "Ulaa-ika sayarhamhumullah". Sepantasnya pula, kedua-duanya taat kepada Allah dan Rasul-Nya "yuthiuunallaha war rosuulahu" serta siap berjuang bersama mendakwahkan agama Allah, "ya muruuna bil ma’ruf wa yanhauna ‘anil munkar".
Keempat, membangun kesadaran untuk saling mengalah, bukan untuk saling mengalahkan. Merasa salah bukan untuk saling menyalahkan. Suami dan istri bukan seteru, tapi mitra yang saling menguatkan satu dengan yang lain, "ba’dhuhum awliyaa-u ba’dhin".
Kelima, ketika merasa bahwa ibadah haji merupakan jalan menuju surga, suami harus bisa menempatkan istrinya sebagai jalan untuk memasuki surga tersebut. Demikian juga bagi istri, suami merupakan sarana untuk dapat masuk surga. Jikapun istri sebagai "batu loncatan" suami namun bukan berarti seorang suami bisa menginjak-injak istrinya. Justru laki-laki yang dijamin untuk mendapat kemuliaan di sisi Allah, yakni ia yang bisa memuliakan dan meninggikan martabat istrinya. Demikian juga sebaliknya.
Memang benar dalam praktiknya tidak sedikit jamaah haji suami istri terlihat dalam pertengkaran hebat yang dipicu oleh berbagai masalah. Emosi mudah terpancing oleh hal-hal yang sepele.
Karenanya, Allah SWT mengingatkan dalam ayat-Nya, "falaa rafatsa wala fusuuqo walaa jidaala fil hajj" (jangan berkata rafats dan jangan berbuat fasik dan jangan bertengkar dalam berhaji)--QS al-Baqarah [2]: 197.
Di samping hal-hal di atas yang perlu diperhatikan untuk mencegah pertengkaran suami istri, juga penting untuk saling mengingatkan satu dengan yang lain bahwa berhaji haruslah sabar dan memiliki tenggang rasa yang kuat. Jalan ke surga pasti akan dipenuhi dengan ujian-ujian, selalu berdoa dan berlindung kepada Allah dari hati yang jengkel pada sikap suami atau istri.
Mendahulukan memberi daripada diberi, memperhatikan daripada minta perhatian, memaafkan sebelum dimintakan maaf, serta memperbanyak amal yang dilakukan secara bersama-sama.
Suami istri yang berhaji merupakan karunia Illahi untuk meniti jalan yang pasti menuju puncak kebahagian tertinggi. Nikmati haji sebagai ibadah dan wisata hati, semoga Allah meridhai dan selalu melindungi.