MAKKAH -- Dalam ibadah haji tahun ini, jamaah juga petugas sudah menyiapkan pembayaran dam (denda), bahkan ada yang sudah melaksanakannya. Petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Bagian Bimbingan Ibadah Haji Daerah Kerja (Daker) Makkah, Mohammad Adnan, mengaku sering menemukan dam jamaah Indonesia yang hanya ditinggal begitu saja setelah dipotong.
"Pembayaran dam ini biasanya sudah dikoordinasi oleh Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) sejak dari Indonesia. KBIH memesan kepada mukimin, tapi tidak bertanggung jawab. Sehingga, begitu kambing selesai dipotong, dagingnya ditinggal begitu saja," kata Adnan, Selasa (16/9)
Di tempat penjualan kambing Almunief for Livestock, pemiliknya, Munief M Makki, mengakui hal itu. Dam jamaah Indonesia yang belum dikoordinasi oleh negara sering kali tidak diserahkan kepada fuqoro (fakir miskin), melainkan setelah dipotong dibuang begitu saja. ''Ini kan sayang. Lagi pula, seharusnya dam itu diserahkan kepada yang berhak. Mereka biasanya membeli kambing yang murah tetapi tidak memenuhi syarat," kata dia.
Jamaah Indonesia, kata dia, berbeda dengan jamaah Malaysia yang damnya dikelola pemerintah. ''Jadi, dam mereka benar-benar kami sampaikan kepada yang berhak,'' kata dia.
Sofyan, salah seorang penjual kambing di Pasar Hewan Majazir Muaishim Saraya, Makkah, mengakui, ada jamaah Indonesia yang mencari kambing untuk dam dengan harga murah. ''Biasanya kambing seperti ini yang dibeli,'' kata dia sambil menunjuk kambing jenis mais yang sangat muda dan kurus.
Ketua KBIH Palembang Nurhasyim mengaku mengoordinasi pembayaran dam di Makkah. ''Per orang damnya Rp 475 ribu. Hal ini kami sesuaikan dengan harga dam yang dibayarkan di bank Arab Saudi. Pembelian, pemotongan kambing, dan penyerahan daging kepada fakir miskin kami serahkan kepada mukimin yang sudah kami percaya,'' ungkap dia.
Sesuai syarat
Kepala Bidang Bimbingan Ibadah Haji Ali Rohmat mengatakan, jamaah Indonesia harus memastikan bahwa pembayaran dam betul-betul sesuai dengan syarat dan ketentuannya. Dam bisa dilakukan dengan membayar di bank dam Arab Saudi dengan nilai 490 SAR.
Dia menyarankan, sebaiknya dam dikumpulkan secara kolektif kemudian meminta kepada orang yang dipercaya untuk mencarikan kambing dan menyalurkan dagingnya ke yang berhak. Sebaiknya jamaah juga menyaksikan pada saat kambingnya dipotong. "Jadi, jangan menyerahkan pembayaran dam kepada orang yang tidak dikenal dan tidak bertanggung jawab, apalagi mencari kambing yang harganya murah," tuturnya.
Lebih lanjut Rohmat mengatakan, tahun ini di Indonesia sudah ada wacana bahwa dam jamaah haji Indonesia akan dibayarkan melalui Asian Development Bank (ADB). Tetapi, ada beberapa hal yang masih dipertanyakan dan memerlukan fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Beberapa hal yang menjadi pertanyaan bila pembayaran kolektif dikelola oleh pemerintah adalah terkait status dananya, akadnya, dan pemanfaatannya termasuk penyerahannya. ''Hal ini tentu juga perlu pengesahan dari pemerintah di Makkah, berapa persentase untuk penduduk Makkah,'' jelas dia.
Untuk persediaan hewan kurban atau untuk dam, Kamar Dagang dan Industri Arab Saudi (JCCI) menyiapkan ternak yang cukup di pasar lokal. Seperti yang dilansir Arab News, Rabu (17/9), Suleiman Al-Jabri, Ketua Komite Pedagang Ternak JCCI mengatakan, pasokannya cukup untuk Idul Adha nanti dan haji.
"Lebih dari 1 juta hewan kurban seperti domba, kambing, dan sapi akan tiba di pelabuhan Jeddah," kata dia. Tahun ini Saudi mengimpor 70 persen hewan ternak karena terbatasnya hewan domestik. Lebih dari 2,5 juta ekor domba diimpor dari Sudan dan Somalia. rep:neni ridarineni/c64 ed: dewi mardiani