Oleh: Zaky Al Hamzah(Wartawan Republika) -- Sebuah pesan masuk ke kotak pesan Facebook (FB) saya. Isinya, ingin mengetahui informasi jamaah haji yang meninggal dunia di Arab Saudi. Pasalnya, ada keluarga jamaah haji yang mendapat informasi kematian jamaah tersebut lewat tetangganya yang kebetulan memiliki nomor telepon seluler (ponsel) salah satu pengurus kelompok jamaah haji. Jamaah yang diketahui berjenis kelamin laki-laki ini wafat dengan meninggalkan anak perempuan satu-satunya. Sedangkan, ibu dari anak perempuan itu sudah wafat beberapa tahun lalu.
Saya diminta mengecek nama jamaah haji yang wafat tersebut karena si pengirim pesan mengetahui kalau saya bertugas meliput haji. Saya pun bertanya ke staf Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) di Kantor Urusan Haji (TUH) KJRI di Jeddah bernama Nur Hasan Affandi.
Foto:Yogi Ardhi/Republika
Gedung KJRI Jeddah.
Nur Hasan kemudian menginformasikan bahwa kini siapa pun bisa mengakses nama jamaah haji yang wafat via mobile atau smartphone. Caranya, cek di website http:haji.kemenag.go.id/m dan klik kemudian muncul nama-nama jamaah haji yang wafat berikut nomor paspor, jenis kelamin, alamat, kloter, embarkasi, tanggal wafat, tempat wafat, dan pelapor.
Saya kemudian mengopi data-data tersebut dan saya kirimkan ke teman di FB. Kiriman saya berbalas. Dia mengucapkan terima kasih karena ada nama bapak si anak perempuan di daftar tersebut. Saya balas dengan mengirimkan doa dan al-Fatihah pada orang tua si anak perempuan tersebut.
Nur menjelaskan, kini keluarga atau kerabat jamaah haji di Indonesia bisa mengetahui pergerakan anggota keluarga atau kerabatnya selama di Arab Saudi hanya bermodalkan smartphone maupun komputer dengan jaringan internet. Selain identitas lengkap jamaah haji yang wafat, link tersebut juga menyertakan pergerakan jumlah jamaah haji yang sudah tiba di Arab Saudi. Seperti, per Rabu (24/9) siang waktu Arab Saudi, saya bisa mengetahui jumlah jamaah yang sudah berangkat dari Tanah Air, yakni 133.746 orang, tiba di Arab Saudi sebanyak 129.840 orang dan dalam perjalanan pesawat sebanyak 3.906 orang. Data lain tentang jumlah jamaah yang masih berada di Kota Madinah dan apakah sudah diberangkatkan ke Makkah untuk persiapan wukuf atau belum.
Data lain seputar jumlah kloter yang sudah tiba di Arab Saudi yang masih dalam perjalanan ke Arab Saudi, berapa yang sudah tiba di Makkah dan Madinah. Informasi lain seputar cuaca dan kelembaban udara di Kota Jeddah, Makkah, dan Madinah. "Data-data cuaca ini usulan Pak Zubaidi (Kepala Pusat Informasi dan Data Kemenag RI)," ujar Nur Hasan yang baru bergabung di Siskohat setahun terakhir. Link informasi ini mudah diakses dari smartphone apa pun, tak terpengaruh sistem operasi seperti BlackBerry, Android, maupun Iphone. Tentunya, smartphone tersebut bisa mengakses internet.
Menurutnya, sistem ini baru diluncurkan per 1 September 2014 atau awal keberangkatan jamaah haji Indonesia ke Arab Saudi. Tujuan awalnya sederhana. Ingin memberikan kemudahan akses kepada keluarga atau kerabat jamaah haji di Indonesia untuk mengetahui kondisi terkini anggota keluarga atau kerabat yang sedang berhaji.
Pelaksana Siskohat Haji Indonesia Sahlan Rosidi mengatakan, Siskohat sudah ada sejak 1995 silam. Ide awalnya untuk memberikan informasi terpadu kepada pimpinan Kemenag tentang pergerakan jumlah jamaah haji Indonesia selama di Arab Saudi, khususnya di Madinah, Makkah, dan Jeddah. Sehingga, bisa diketahui berapa jumlah jamaah haji yang datang yang bergerak ke Madinah yang wafat atau sakit. Sistem ini semula digunakan untuk pimpinan Kemenag saja bila ada pertanyaan dari DPR atau media massa. Tapi, dalam perjalanannya, sistem ini akhirnya bisa diakses siapa pun secara cepat. Untuk link di atas, keluarga di Indonesia bisa mengaksesnya dengan cepat.
Menurut Nur Hasan, jumlah "pasukan" inti dalam Siskohat hanya 15 orang. Sebagian besar di Arab Saudi, sisanya di Indonesia. Mereka dibantu pasokan data dari petugas sektor, daerah kerja di Jeddah, Makkah, dan Madinah serta dipasok data dari Siskohatkes. Data-data juga dipasok dari kanwil-kanwil Agama di lokasi embarkasi.
Selain akses data melalui link tersebut, di Kantor TUH juga terdapat layar monitor ukuran 40 inci. Layar ini terdiri atas 14 item informasi, di antaranya, jumlah jamaah yang tiba di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, dan Bandara Internasional Pangeran Muhammad Abdul Aziz, Madinah. Data-data lengkap jamaah yang wafat. Identitas jamaah berdasarkan pekerjaan, status haji, dan usia.
Ada pula data tentang kasus-kasus pencopetan jamaah haji, perbandingan jumlah jamaah yang wafat tahun lalu dengan tahun ini per hari kedatangan jamaah di Arab Saudi serta data touchdown atau jadwal mundur pelaksanaan wukuf di Arafah. Penanggung jawab teknologi data ini, Eko Irianto, menjelaskan, data-data tersebut sementara masih bisa diakses pimpinan Kemenag. "Karena, masih diuji coba tahun ini," katanya. Nantinya, data-data secara lengkap tersebut bisa diakses publik, seperti link website di atas. Bila memungkinkan, pihaknya akan menyediakan layanan live streaming pergerakan jamaah haji saat di Madinah, Makkah, dan Jeddah, termasuk di Armina.
Ke depan, Nur Hasan menambahkan, sistem data tersebut akan mencantumkan informasi jamaah yang dirawat di berbagai rumah sakit di Jeddah, Makkah, dan Madinah. "Serta, kebutuhan informasi lain yang memang sangat dibutuhkan jamaah haji," jelas Nur Hasan yang ditugaskan BPS sebagai tim Siskohat Kemenag. Saya pun berulang kali mengecek informasi jamaah haji melalui link di atas melalui laman www.kantorurusanhaji.com dan muncullah sejumlah informasi yang dibutuhkan untuk konsumsi media maupun keluarga atau kerabat jamaah haji di Indonesia. Bila ada teman di FB yang bertanya lagi, saya sarankan membuka link atau laman tersebut. Ini, demi ketenangan anggota keluarga di Indonesia yang ingin mendapatkan kabar terkini keluarganya yang sedang menunaikan ibadah haji.