Senin 29 Sep 2014 12:00 WIB

Petugas Kurang, Banyak Koper Hilang

Red:

JEDDAH — Berkurangnya jumlah petugas bagasi di Bandara Internasional King Abdul Azis, Jeddah, pada musim haji tahun ini dinilai membuat banyaknya koper milik jamaah tertukar, bahkan hilang. Kepala Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Jeddah Ahmad Abdullah Yunus meminta agar jumlah tenaga bagasi kembali ditambah.

 

"Idealnya, jumlah petugas bagasi adalah 40 orang. Masing-masing sektor ada 20 orang," ujar Kadaker Ahmad Abdullah Yunus kepada Media Center Haji (MCH) Jeddah di kantor Daker Jeddah, Arab Saudi, Ahad (28/9) pagi waktu Arab Saudi (WAS). Jumlah seluruh petugas di Daker Jeddah sebanyak 132 orang sedangkan tahun lalu terdapat 170 orang petugas. Pengurangan tersebut termasuk tenaga bagasi dan pemberangkatan.

Pada periode musim haji tahun ini, jumlah petugas bagasi hanya delapan orang yang harus berjaga di dua sektor. Jumlah ini berkurang karena tahun lalu, terdapat 20 petugas bagasi yang menjaga setiap sektor.

 

Saat ini, masing-masing sektor memiliki empat petugas. Dua petugas bertanggung jawab menyeleksi koper-koper milik jamaah setelah keluar dari pintu bandara sedangkan dua lainnya mengontrol koper saat hendak dinaikkan ke bus yang mengangkut jamaah ke Kota Makkah atau Kota Madinah.

Delapan petugas bagasi tersebut menangani 300-450 jamaah haji tiap kelompok penerbangan (kloter). Kondisi akan semakin crowded bila kedatangan antarkloter berbarengan. Meski mereka dibantu tukang angkut yang direkrut Panitia Haji Arab Saudi di Bandara Jeddah, hal tersebut belum banyak menyelesaikan masalah. "Petugas kewalahan mendata, menyeleksi 450 koper yang datang berurutan bersamaan saat jamaah tiba," jelasnya.

Akibat kekurangan petugas, kata Kadaker, kerap terjadi persoalan di lapangan. Dia mencontohkan, belum tertatanya data koper. Sementara, pada saat berbarengan, penataan jamaah haji yang transit di bandara sudah selesai. Kondisi itu membuat banyaknya koper tertukar atau hilang beberapa hari meski akhirnya ditemukan dan diserahkan kepada jamaah.

Kadaker menjelaskan, permasalahan itu membuat jadwal pemberangkatan jamaah ke Kota Madinah untuk melaksanakan shalat Arbain maupun ke Kota Makkah untuk umrah wajib menjadi terlambat. Menurutnya, jamaah haji yang hendak ke Makkah sudah mengenakan kain ihram. "Karena masalah ini, petugas PPIH Daker Madinah dan Makkah kerap protes ke kita kalau ada koper jamaah yang tertinggal atau tertukar," tutur Kadaker.

Penataan koper

Kasi Perlindungan Jamaah Haji Daker Jeddah Mochammad Zari pernah melaporkan kasus tertukarnya dua koper dan tertinggalnya satu koper yang ternyata masih berada di Bandara Jeddah, sementara jamaah sudah tiba di pemondokan di Madinah. Tertukarnya koper disebabkan lemahnya penataan koper. Dia menjelaskan, selain diprotes PPIH Daker Makkah dan Madinah, keterlambatan proses penataan koper PPIH Daker Jeddah diprotes oleh pengurus Naqabah (organdanya Arab Saudi).     

Petugas bagasi dan pemberangkatan PPIH Daker Jeddah, Holis Tamin, menambahkan, persoalan koper merupakan salah satu syarat diizinkannya kelompok penerbangan (kloter) jamaah haji naik ke bus-bus yang akan melanjutkan perjalanan ke Kota Madinah atau Makkah. Biasanya, Pemerintah Arab Saudi meminta kepastian pendataan dan akurasi koper terlebih dahulu.

"Kalau urusan koper dianggap sudah selesai, mereka baru izinkan jamaah berangkat. Tapi, kalau koper dinilai belum rapi atau pas jumlah dan penempatannya, mereka belum mau izinkan jamaah berangkat meski data jamaah sendiri sudah beres," tutur Holis yang sudah empat tahun ditempatkan di bagian bagasi dan pemberangkatan.

Pada 2011, Holis pernah menaruh koper milik JCH rombongan enam asal Embarkasi Banjarmasin yang masuk troli koper milik rombongan tiga, empat, dan enam Embarkasi Ujung Padang. Dua kloter ini mendarat hampir berbarengan sehingga koper dimasukkan ke semua troli yang ada.

Untuk mencegah kasus penanganan koper terulang pada musim haji tahun depan, Kadaker sudah melaporkan hal tersebut ke Kantor Teknis Urusan Haji (TUH) KJRI maupun Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI). "Kita sudah laporkan beserta saran-saran ke KPHI dan Pak Menteri Agama agar masalah ini diselesaikan solusinya," kata Ahmad Abdullah Yunus.

rep: zaky al hamzah ed: a syalaby ichsan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement