Rabu 01 Oct 2014 16:00 WIB

Puluhan Ribu Jamaah Ikut Tarwiyah

Red:

JEDDAH -- Menjelang pelaksanaan Wukuf di Arafah pada Jumat, 3 Oktober, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia di Arab Saudi memberikan perhatian pada jamaah haji yang melakukan tarwiyah menjelang wukuf.

Ketua PPIH Indonesia di Arab Saudi Achmad Jauhari Chariri mengatakan, jamaah yang tidak memiliki ketahanan fisik kuat diimbau tidak ikut jamaah yang melakukan tarwiyah menjelang wukuf. Jamaah tarwiyah biasanya tidak langsung menuju Arafah, tapi terlebih dahulu menuju Mina.

Mereka berjalan kaki sejauh 14 kilometer (km) mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW. Dari Mina, barulah mereka menuju Arafah. Yang menjadi masalah, ujar Jauhari, saat itu konsentrasi petugas PPIH masih terpusat di Arafah sehingga kemungkinan fasilitas pelayanan di Mina masih jauh dari yang diharapkan. Soalnya, petugas masih berkonsentrasi melayani 155.600 calon haji reguler yang menuju Arafah.

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:SAPTONO/ANTARA

Beberapa jamaah haji menggunakan pakaian ihram berjalan melintasi terowongan King Faath menuju Mina ketika akan melakukan tarwiyah, Mekkah, Arab Saudi, sabtu (13/11) malam.

"Pelayanan belum lengkap di Mina. Tapi, untuk melayani animo jamaah tarwiyah, kami harus memberi layanan, walaupun standar minimal. Karena itu, kami imbau kepada jamaah yang mengikuti tarwiyah agar membawa perbekalan yang cukup, sebab kita belum siapkan katering di Mina pada 8 Dzulhijjah," kata Jauhari di Jeddah, Arab Saudi, Ahad (28/9) malam waktu Arab Saudi (WAS).

Pihaknya juga meminta agar jamaah tarwiyah tidak menyebar ke mana-mana selama di Mina. Untuk itu, PPIH berkoordinasi dengan Muassasah Asia Tenggara yang menetapkan tenda maktab agar jamaah tarwiyah Indonesia dilokalisasi di maktab tertentu. "Jadi, tidak perlu sesuai maktabnya, campur saja," kata Jauhari.

Dia mengaku, hingga kini belum mendapatkan data berapa jumlah jamaah yang menjalani tarwiyah. Tapi, diperkirakan mencapai 20 ribu orang atau mengalami kenaikan dua kali lipat dari tahun lalu yang sebanyak 10 ribu orang.

Kebanyakan jamaah tarwiyah ini berasal dari jamaah haji khusus yang diberangkatkan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK). Tarwiyah, kata Jauhari, merupakan nilai jual bagi biro perjalanan ibadah haji dan umrah di PIHK-PIHK.

Menurut Kepala Seksi Bidang Pengendali Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) PPIH Daerah Kerja (Daker) Jeddah, Cecep Nursyamsi, sekitar 8.000 jamaah Indonesia dari PIHK memilih tarwiyah sebelum wukuf di Arafah. "Sisanya, memilih nontarwiyah," kata Cecep.

Menurut Cecep, pergerakan jamaah tarwiyah dimulai pada 8 Dzulhijjah dan diawali perjalanan dari Mina setelah shalat Zhuhur. Sedangkan, jamaah yang nontarwiyah masuk lewat Arafah mulai 8 Dzulhijjah tengah malam.

Terkait keberadaan jamaah PIHK di Mina, Cecep menambahkan, sebanyak 80 persen mengambil Nafar Awal. Mereka akan meninggalkan Mina pada 12 Dzulhijjah sedangkan sisanya, 20 persen, mengambil Nafar Tsani dan meninggalkan Mina pada 13 Dzulhijjah.

Tapak tilas Nabi Ibrahim

Hari Tarwiyah jatuh pada 8 Dzulhijjah. Tarwiyah bermakna berpikir atau merenung. Hari itu jamaah akan melaksanakan tapak tilas perjalanan Nabi Ibrahim AS dan anaknya, Nabi Ismail AS. Mereka berangkat ke Mina terlebih dahulu, baru menuju Arafah. Cara ini pernah dilaksanakan Rasulullah SAW pada 8 Dzulhijjah tahun 10 Hijriyah.

Setelah Nabi berniat berihram untuk haji, dia bersama-sama para sahabat meninggalkan Mekah menuju Mina dengan mengendarai unta yang bernama Al-Qashwa dengan lama perjalanan satu hari satu malam. Sesampai di Mina, Nabi beristirahat. Setelah selesai salat Subuh, ketika matahari sudah terbit, Nabi menyuruh para sahabat mendirikan kemah di Namirah, di tempat ini sekarang berdiri Masjid Namirah.

Setelah istirahat di Namirah, Nabi melanjutkan perjalanannya menuju Arafah pada pagi hari 9 Dzulhijjah. Dalam perjalanannya itu, Nabi singgah di Muzdalifah, disebut dengan Mabit di Muzdalifah, sebagaimana dulu orang Quraisy melaksanakannya.

Setelah waktu wukuf masuk, yaitu tergelincirnya matahari pada 9 Dzulhijjah, Nabi berangkat menuju Wadi Aranah (Bathnul Wadi) di dekat Arafah. Disinilah Nabi menyampaikan Khutbah Wada. Selesai Khutbah Wada, Nabi memerintahkan Bilal melakukan azan karena waktu Zhuhur telah tiba.

Pada saat inilah Rasulullah melaksanakan salat jamak takdim. Selesai salat, Nabi menaiki unta Al-Qashwa menuju tempat wukuf di tengah-tengah padang Arafah di kaki bukit Jabal Rahmah. Di sini Rasulullah SAW melaksanakan wukuf dan berdoa serta berzikir hingga matahari terbenam.  rep:zaky al hamzah ed: dewi mardiani

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement