MAKKAH -- Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia di Arab Saudi melaporkan sebanyak 11 kelompok penerbangan (kloter) akan pulang perdana dari Bandara Internasional King Abdul Aziz (KAIA), Jeddah, ke Indonesia. Mereka akan dilepas oleh Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin.
Selama perjalanan dari pemondokan di Kota Makkah hingga Bandara Jeddah, ribuan jamaah di 11 kloter ini akan diantarkan oleh bus-bus yang kualitas ditingkatkan (upgrade). Kepala Bidang Pelayanan Pemulangan (Yanpul) dan Transportasi PPIH Subhan Cholid mengatakan, sebanyak enam syarikah atau perusahaan bus (PO) siap mengantarkan ribuan jamaah ini.
Keenam perusahan bus tersebut, yakni yaitu Rawahil, Qowafil, Saptco, Arabian/Madinah, Rabithah Makkah, dan Dallah. "Keenam perusahaan bus ini sudah siap dan kami sudah berkoordinasi dengan Naqabah (organda di Arab Saudi--Red)," ujar Subhan Cholid, kepada Republika di Kantor Misi Haji Indonesia, Makkah, Selasa (7/10) malam WAS.
Foto:PRASETYO UTOMO/Antarafoto
Terminal Pemulangan Haji.
Selain mengantarkan jamaah ke Jeddah, keenam perusahaan bus ini juga akan membawa ratusan ribu jamaah gelombang kedua dari pemondokan di Makkah ke Kota Madinah mulai 13 Oktober 2014. Jamaah gelombang kedua ini akan menjalankan Shalat Arbain (40 waktu berurutan) di Masjid Nabawi, Madinah.
Mengenai ketersediaan jumlah bus, Subhan menjelaskan, pihaknya mengontrak berdasarkan kecukupan jumlah jamaah Indonesia. Rata-rata bus upgrade ini berkapasitas 45-50 orang per bus.
Pemerintah Indonesia menjalin kerja sama dengan Naqobah di Arab Saudi untuk delapan rute pemberangkatan. Dari delapan rute itu, mutu bus di empat rute sudah mengalami upgrade, yakni bus jurusan Makkah ke Jeddah, Makkah ke Madinah, Madinah ke Makkah, dan Madinah ke Jeddah.
Bus upgrade memiliki ruang bagasi lapang dan berada di dalam atau di bawah kursi penumpang, ber-AC, jarak antarkursi longgar atau tidak berdempetan sehingga jamaah haji bisa istirahat di dalam bus, tingkat kebisingannya rendah, serta tersedia toilet.
Sedangkan, kualitas bus jurusan ke Jeddah ke Madinah, Jeddah ke Makkah, Bandara Madinah ke pemondokan di Madinah dan Pemondokan di Madinah ke Bandara Madinah, masih belum bagus alias tanpa toilet, bagasi di atap bus dan posisi duduk berdempetan.
Kebijakan baru
Untuk bus-bus yang mengantarkan jamaah haji gelombang kedua ke Madinah, Subhan menjelaskan, PPIH membuat kebijakan baru. Yakni, satu penyedia akomodasi (Majmuah) di Madinah akan berhubungan dengan satu syarikah atau perusahaan bus.
Misalnya, perusahaan bus Saptco yang mendapatkan kontrak mengangkut 15 ribu orang jamaah haji Indonesia. Jika satu Majmuah memiliki kapasitas 3.000 orang jamaah maka perusahaan bus Saptco ini akan menjalin kontak dengan lima Majmuah. "Sebelumnya, satu pengelola Majmuah menghubungi beberapa syarikah dan ini membingungkan," jelasnya.
Kebijakan baru ini diterapkan agar pengelola Majmuah bisa menghubungi satu perusahaan bus bila ada kejadian yang tak diinginkan, seperti koper jamaah hilang atau tertukar. Pengelola Majmuah akan melaporkan kasus tersebut kepada sopir bus atau koordinator perusahaan bus Saptco. Sehingga, tidak membingungkan untuk melacak keberadaan kejadian tersebut.
"Tadi malam, Kadaker Makkah (Endang Jumali--Red) mengecek jamaah di beberapa hotel untuk memastikan kesiapan, baik kepulangan atau keberangkatan ke Madinah," papar dia. Ia menambahkan, jamaah gelombang kedua segera diberangkatkan ke Madinah.
Dia memaparkan, semua pelayanan transportasi jamaah sebelum masa Armina telah berjalan sesuai rencana. Karena itu, dia berharap, proses pemberangkatan ke Madinah dan pemulangan jamaah dari pemondokan ke Bandara Jeddah atau Bandara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz (AMMA), Madinah, juga berjalan lancar. rep:zaky al hamzah ed: dewi mardiani