Pemerintah siaga untuk melakukan antisipasi dan pencegahan masuknya virus MERS dan Ebola.
JAKARTA -- Seluruh komponen terkait penyelenggaraan haji, mulai dari pemerintah pihak penerbangan hingga debarkasi disiapkan untuk menyambut kepulangan jamaah haji Indonesia dari Tanah Suci. Kepulangan jamaah haji Indonesia dijadwalkan mulai 9 hingga 22 Oktober.
Salah satu hal yang menjadi perhatian adalah terutama masalah kesehatan dan pencegahan masuknya ancaman virus MERS dan ebola. Pemerintah menyatakan siaga untuk melakukan antisipasi dan pencegahan.
Foto:Republika/Agung Supri
Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah, Anggito Abimayu.
Inspektur Jenderal Kementerian Agama (Kemenag) M Jasin dari Tanah Suci menerangkan, dari segi kesehatan dan pencegahan masuknya virus-virus berbahaya ke Indonesia, pemerintah akan mengidentifikasi kesehatan jamaah. ''Bila ada yang gejalanya panas tinggi akan di rujuk ke Balai Pengobatan Haji Indonesia, bila parah baru dirujuk rumah sakit Jeddah milik Arab Saudi,'' katanya, Rabu (8/10).
Pelayanan kesehatan juga diperkuat dengan menyediakan petugas kesehatan Indonesia. Begitu pula mobil ambulans yang tetap stand by di bandara, lengkap dengan peralatannya.
Dari debarkasi dan asrama haji, persiapan kepulangan juga telah disiagakan. Wakil Sekretaris III Bidang Hubungan Masyarakat dan Protokol Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Jakarta-Pondok Gede Sugito mengatakan, Asrama Haji Pondok Gede telah siap menyambut jamaah pada Jumat (10/10) Subuh, sekitar pukul 4.55 WIB. Rombongan ini landing dari Bandara Halim Perdanakusumah.
''Waktu keberangkatan, titik fokus kita di asrama haji. Tapi, untuk kepulangan, fokus penjagaan kita di bandara,'' katanya.
Ia mengatakan, tenaga kesehatan yang disiapkan untuk mencegah masuknya virus MERS atau ebola sebanyak 60 orang lebih. Mereka bertugas mengantisipasi dan mendata kesehatan jamaah, baik di bandara maupun asrama haji. Jika nantinya ditemukan ada ancaman virus berbahaya maka jamaah akan diajukan untuk dirawat ke rumah sakit haji.
PPIH Debarkasi Surabaya menyiapkan thermal scanner atau pendeteksi suhu pada ruang penerimaan asrama haji untuk mengantisipasi virus ebola dan MERS. Ketua Panitia Operasional Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di PPIH Debarkasi Surabaya Budi Santoso mengatakan, kloter pertama jamaah haji Debarkasi Surabaya akan tiba pada Jumat (10/10) pukul 14.00 WIB. ''Kami sudah mulai menyiapkan thermal scanner untuk menyambut kedatangan mereka,'' ujarnya.
Menurut dia, pihaknya sudah mengantisipasi melalui penyuluhan tentang ebola sejak dari puskesmas hingga jamaah haji masuk asrama haji. Dengan demikian, diharapkan jamaah haji di Tanah Suci sudah memiliki bekal informasi yang cukup untuk virus yang membahayakan itu.
Ia mengatakan, begitu jamaah haji masuk ke ruangan penerimaan haji akan terdeteksi oleh alat pengukur suhu tersebut. Jika ada jamaah haji yang suhu tubuhnya melampaui 38 derajat Celsius maka akan diperiksa oleh tim kesehatan untuk memastikan kemungkinan penyakit yang diderita.
Ia mengatakan, antisipasi terhadap virus ebola penting dilakukan karena virus ebola itu lebih berbahaya daripada virus korona (MERS). Bahkan, daya bunuh virus ebola, Budi mengatakan, mencapai 80 persen dari kasus yang terjadi.
"Itu mirip flu burung dengan perdarahan pada beberapa bagian tubuh. Karena itu, bila ada yang terindikasi kena virus tersebut, maka kami akan langsung melakukan isolasi. Kami juga sudah menyiapkan empat rumah sakit rujukan,'' katanya.
rep:c78/antara ed: andi nur aminah