Kamis 19 Jun 2014 15:00 WIB

Kemacetan di Jalur Utara Sukabumi Makin Parah

Red:

SUKABUMI –– Arus lalu lintas di jalur penghubung Sukabumi-Bogor semakin parah tingkat kemacetannya. Padahal jalur tersebut merupakan perlintasan utama jalur mudik dari daerah Jakarta dan Bogor menuju Sukabumi. Dari pantauan, kemacetan mulai terlihat di kawasan Pasar Cicurug dan perlintasan Cidahu yang de kat dengan perbatasan Kabupaten Bogor. Kemacetan salah satunya dikarenakan adanya pasar tumpah yang biasanya beroperasi sejak pagi hingga siang hari. "Kemacetan sudah jadi rutinitas warga sehari-hari,’’ ungkap salah seorang pengemudi ang kutan kota (angkot) ju rus an Cicurug-Cibadak, Nanang S (36 tahun), Rabu (18/6). Pasalnya kemacetan hampir terjadi di sepanjang hari baik pagi, siang maupun sore.

Awalnya lanjut Nanang, warga berharap kemacetan berkurang setelah adanya penataan atau pembangunan pasar semimodern Cicurug beberapa tahun lalu. Namun teranyath harapan ini tidak terpenuhi karena pedagang pasar masih ada yang ber jual an di pinggir jalan raya. Kemacetan lanjut Nanang, makin parah ketika masuk musim liburan panjang, khususnya pada arus mudik dan balik lebaran. Fe nomena ini dikarenakan banyak warga yang ingin ber libur ke sejumlah obyek wisata di Sukabumi. Di sisi lain kata Nanang, jalan penghubung Bogor-Suka bumi ini terlalu sempit dan tidak mampu menampung banyak kendaraan. Akibatnya terjadi kemacetan panjang khususnya di depan pasar tradisional seperti Cicurug, Parungkuda hingga Cibadak.

Pengemudi angkutan umum lainya Suryadi (54) meng ungkapkan ia terpaksa menggunakan jalur alternatif untuk menghindari kemacetan lalu lintas. ‘’Meskipun lintasan yang dilalui sebenarnya memutar namun terhindar dari kemacetan,’’ katanya. Suryadi mengatakan masalah kemacetan ini hanya bisa diatasi dengan kehadiran jalan tol Bogor- Ciawi-Sukabumi (Bocimi). Na mun sayangnya hingga kini proses pembangunannya belum dilaksanakan.

Warga Kecamatan Cicurug Jajang (28) mengatakan masalah kemacetan juga di karenakan banyaknya ken daraan besar yang melintasi jalur utama. Kendaraan tersebut misalnya mengangkut air minum dalam kemasan (AMDK) dan truk pasir. Akibatnya laju kendaraan terhambat dengan keberadaan kendaraan tersebut. ed: rachmat santosa

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement