TASIKMALAYA ––Yayasan Mangkubumi Tasikmalaya menggelar peletakan batu pertama pembangunan Sekolah Alam. Sekaligus mengadakan soft launching sekolah tersebut di Kecamatan Mangkubumi, Tasikmalaya. "Acara kemarin hanya sebatas peletakkan batu pertama dan launching saja, untuk penerimaan anak didik, Insya Allah tahun depan," ungkap Wahyu Tri Rachmadi ketua Yayasan Mangkubumi, Ahad (29/6).
Pendirian Sekolah Alam tersebut kata Tri merupakan keinginan pihaknya, memberikan pendidikan alternatif kepada masyarakat. Sebenarnya Sekolah Alam tidak jauh berbeda dengan sekolah formal lainnya. Bahkan lulusannya dapat melanjutkan ke jenjang SMP sederajat.
Namun yang berbeda dari Sekolah formal, adalah metode pembelajaran dan lingkungannya. Jika di Sekolah formal ada ruang-ruang kelas dengan sekat dinding. Di Sekolah Alam ini tidak ada dinding, semua Kegiatan Be la jar Mengajar (KBM) dilakukan di alam bebas. Sebab sekolah berbasis alam ini sangat diperlukan untuk me nyeimbangkan pendidikan.
Hal tersebut dilakukan agar anak didik Sekolah alam menjadi lebih mandiri, tangguh, serta bahagia. "Alam terbuka sangat penting untuk perkembangan anak," ungkap Tri. Menurut Tri, saat ini konsep kembali ke alam sedang trend. Begitu juga dengan dunia pendidikan, masyarakat Tasikmalaya sendiri sangat mengidamkan adanya Sekolah Alam itu.
Keungulan lain dari sekolah berbasis alam ini, anak didik selain belajar juga diharuskan bermain dan ber kreasi. Untuk pembelajaran sendiri meng gunakan Kurikulum 2013. Konsep ini meruapakan yang pertama di Kota Tasikmalaya.
Penerimaan murid untuk tahap per tama yayasan Mangkubumi akan mendahulukan anak yatim dan kaum dhuafa. Kemudian baru akan dibuka untuk umum. "Saya berharap Sekolah Alam ini dapat memberikan siswanya kemandirian sehingga menjadi se orang pemimpin," harap Tri.
Keberadaan Sekolah Alam ini men dapat sambutan hangat dari ma sya rakat Tasikmalaya, Elsa Pralina (20 tahun) misalnya. Elsa mengaku senang dengan adanya tersebut, menurutnya ini langkah awal untuk meng ajarkan generasi baru menghargai alam. Kendati KMB-nya dilaksana kan di alam terbuka, tapi moralnya akan lebih terdidik, karena dekat de ngan alam.
"Apalagi geografis Tasikamalaya adalah pegunungan, jadi sudah kewajiban memiliki sekolah dengan ber orentasi pada alam," papar maha sisiwi Universitas Siliwangi (Unsil) itu. Acara peletakan batu pertama ter sebut dimeriahkan oleh seni Tari Jaipong dari sanggar Mekar Buadaya Kawalu. Serta diadakan pameran produk lokal Tasikmalaya. rep:c61 ed: rachmat santosa