Penerimaan siswa baru untuk SD, SMP, dan SMA di Kota Bandung memasuki babak baru pada tahun ajaran 2014-2015. Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPBD) yang mulai berlangsung 30 Juni hingga 5 Juli tahun ini ber beda dibanding tahun-tahun sebe lumnya. Bila tahun sebelum nya menggunakan sistem passing grade maka tahun ini mengalami perubahan. Salah satu sistem yang digunakan adalah rayonisasi. Sistem rayonisasi ini dimaksudkan agar siswa mendaftar ke sekolah yang lebih dekat dengan tempat tinggalnya.
Jika siswa mendaftar kesekolah yang lebih dekat dengan tempat tinggalnya, panitia memberikan tambahan nilai ujian nasional (NUN) 1,36 untuk SD, dan 1,15 untuk SMP. Sedangkan untuk siswa yang akan masuk ke SD, panitia menetapkan usia tujuh tahun sebagai prioritas. Untuk tahun ini Dinas Pendidikan Kota Bandung menetapkan sembilan wilayah (rayon) un tuk SD, enam wilayah untuk SMP, dan delapan wilayah untuk SMA.
Menurut Kepala Disdik Kota Bandung, Elih Sudiapermana, sistem ini baru pertama kali diterapkan. Karena itu akan ada sedikit hambatan dalam penerapannya. Karena itu jika orangtua mengalami kebingungan dengan sistem baru ini bisa bertanya langsung kepada pihak sekolah yang menjadi tujuan anaknya. "Sistem rayonisasi ini di harap kan bisa mendorong semua sekolah negeri menjadi favorit masyarakat. Kalau se karangkan hanya sekolah tertentu saja yang favorit,’’ kata Elih kepada para wartawan akhir pekan lalu.
Dikatakan Elih, mekanisme PPDB bisa dilihat melalui situs www.ppdbkotabandung. web.id. Proses baru ini menurutnya telah disosialisasikan kepada para orangtua yang mendatangi sekolah-sekolah. Pada sistem baru ini sedikitnya ada lima poin penting yang disahkan melalui perwal tentang PPDB. Antara lain pendaftaran siswa sesuai radius (rayonisasi), jatah untuk siswa luar kota sebesar 10 persen, kuota siswa miskin di tambah menjadi 20 persen, jalur prestasi hanya lima persen serta jadwal pendaftaran mulai 30 Juni hingga 5 Juli.
Sejak Jumat (27/6) sejumlah orangtua terlihat menda tangi SMPN 2 Kota Bandung di jalan Sumatra. Di salah satu SMP favorit ini, ratusan orangtua terlihat kebingungan dengan sistem baru. Mereka mengaku mendatangi sekolah tersebut agar mendapatkan informasi yang detail. "Saya sudah akses di internet. Tapi masih belum paham. Karena itu saya datang langsung ke sekolah," kata Diah Purwita (40 tahun), orangtua murid.
Menurut Diah, sistem rayon yang diterapkan masih mem bingungkan. Putranya yang lulusan SD Merdeka de ngan nilai NUN 27 bermaksud masuk ke SMP 2. Padahal tem pat tinggalnya di wilayah Ujung berung. Dengan perbedaan rayon ini ia khawatir anak nya tak bisa diterima. "Yang diutamakan adalah siswa yang satu wilayah dengan sekolah tersebut. Kalau seperti saya ini kan jadi bingung meski nilai UN anak saya cukup tinggi," ung kap nya dengan ce mas.
Kegelisahan juga dialami sejumlah orangtua siswa. Yaya Miharja (45), mengaku kebi ngungan lantaran anaknya yang lulus dari SMPN 17 Jl Pacuan Kuda Arcamanik ber keinginan masuk ke SMPN 2 Kota Bandung yang berada di Jl Cihampelas. Padahal ia ting gal di Kecamatan Ujung berung. Perbedaan rayon ini yang membuatnya gelisah. "Kalau ke SMAN yang ada di wilayah saya mungkin dia bisa masuk karena nilainya me mung kinkan. Tapi kalau beda rayon tak akan mendapat in sen tif nilai dan mungkin tak bisa masuk,’’ kata Yaya.
Kerja keras untuk me nyam paikan sosialisasi dila kukan pihak sekolah. Menurut Kepala sekolah SMPN 3 Kota Bandung, Encang Iskandar, sejak Jumat lalu banyak orang tua yang mendatangi sekolah tersebut. Tujuan mereka mendapatkan informasi yang detail tentang sitem baru ini. Padahal menurut Encang aturan PPDB baru sudah di pasang di papan pengumuman sekolah. ‘’Tapi kami tetap memberikan informasi kepada orangtua yang belum mengerti tentang sistem ini,’’ katanya.
Dikatakan Encang, dengan sistem baru passing grade di sekolahnya tahun ini bisa le bih besar atau sebaliknya di banding tahun lalu. Ia me ng aku kesulitan untuk memprediksi passing grade tahun ini dengan sistem baru. Salah satu faktor tak bisa ditebaknya passing grade karena orang tua lebih memilih mendaftar di akhir. ‘’Karena itu kami mengimbau orangtua melakukan pendaftaran sece patnya. Jangan diakhir,’’ pa par Encang. rep:djoko suceno ed: rachmat santosa