BANDUNG –– Proyek monorel Bandung Raya segera terwujud. Saat ini, izin dari Kementerian Hu kum dan HAM (Kemenhum dan HAM) menyangkut pembentukan perusahaan PT Jabar Monorel, tinggal menunggu pengesahan. "PT Jabar Monorel, kemungkinan sudah bisa terbentuk pada Juli mendatang," ujar Asisten Daerah Administrasi Setda Jabar, Iwa Karniwa, Senin (30/6)
PT Jabar Monorel ini merupakan perusahaan patungan yang akan menggarap proyek monorel Bandung Raya. Perusahaan konsorsium itu terdiri dari PT Sarana Infra struk tur Indonesia, PT Jasa Sarana, dan China National Machinery Import and Export Corporation (CMC).
Iwa mengatakan, pembentukan perusahaan patungan merupakan empat hal yang akan dikebut menjelang rencana soft launching pada Agustus mendatang. Pemprov Jabar, memilih rencana soft launching dan ground breaking ditunda ketimbang menghadapi persoalan aturan di kemudian hari.
"Kami belajar dari (kejadian) Jakarta. Bagaimana supaya monorel ini sesuai tahapan yang berlaku," katanya. Selain itu, pihak perusahaan patungan, Pemprov Jabar ber sama Kota Bandung dan Sume dang juga tengah menyusun revisi RTRW. Termasuk, menyusun masterplan transportasi Bandung Raya.
Kedua daerah pertama itu dilibatkan karena trase I Tanjungsari- Leuwi Panjang melalui daerah ter sebut. Bahkan, Juni ini, Peraturan Gubernur terkait tataran transpor tasi wilayah akan keluar. Dikatakan Iwa, Dinas Perhubungan Jabar juga tengah menyiapkan rencana induk perkeretaapian. Dalam waktu yang sama, tim juga tengah menyusun pra feasibility study dan feasibility study monorel Bandung Raya.
"Tahapannya on the track semuanya, sesuai peraturan. Karena kami sangat mempertimbangkan itu, termasuk menghadirkan integrasi antarmoda dan wilayah," katanya.
Menurutnya, bila PT Jabar Monorel sudah terbentuk, maka peran pemprov akan diambil alih oleh PT Jasa Sarana sebagai BUMD yang terlibat dalam perusahaan patung an. Kata dia, peran pemprov hanya sebatas pada fasilitasi antar-wilayah yang masuk monorel Bandung Raya dan regulasi serta perizinan. "Pola nya B to B, jadi teknisnya perusahaan patungan yang melanjutkan," katanya.
Saat ini, kata dia, salah satu tugas yang penting dilakukan tim perusahaan gabungan BUMD, swasta, dan BUMN China adalah menyusun feasibility study lima trase yang ditentukan. Memilih mengikuti aturan demi aturan, menurutnya, adalah hasil dari konsultasi dengan Kemenhub dan Bappenas. "Trasenya nanti di usulkan ke Kemenhub, lalu Pergub akan mengukuhkan," kata nya.
Peran Pemprov, kata dia, akan hadir kembali setelah proyek ini berjalan khususnya di penentuan tarif. Karena membutuhkan biaya besar, pembangunan monorel Bandung Raya dilakukan dengan pendekatan berbeda lewat B to B.
"Dalam kerangka itu pula, tarif yang akan diberlakukan bisa ditekan. Pembangunan ini jadi satu paket dengan pengembangan properti dalam skema subsidi silang," katanya.
Pemilik Panghegar Group yang ikut andil juga dalam proyek ini Cecep Rukmana mengata kan, tenggat soft launching pada Agustus mendatang kemungkinan besar bisa tercapai. Menurutnya, tahapan pembentukan perusahaan patungan saat ini tengah mengikuti peraturan jika pengelola kereta api harus perusahaan daerah.
"Kami dahulukan pra FS dulu seperti yang diminta BUMD (Jasa Sarana)," katanya. Pihak CMC sendiri sampai saat ini sudah melakukan tiga kali survei trase ke Bandung Raya. Dari hasil survei, proyek monorel Bandung Raya dinilai pihak BUMN Cina tersebut sudah tidak ada masalah. rep:arie lukihardianti ed: agus yulianto