MAJALENGKA –– Debit air di Bendung Rentang Kabupaten Majalengka, terus menurun. Hal itu menyusul mu lai berhentinya hujan di musim kemarau. "Debit air di Bendung Rentang menurun, tidak seperti kondisi normalnya," ujar petugas di Bendung Rentang, Iyus, kepada Republika, Kamis (10/7).
Iyus menjelaskan, penu run an debit bendung Rentang sangat berdampak pada pengairan di Kabupaten Indramayu dan Cirebon. Selama ini, air dari bendung itu dialirkan me lalui Saluran Irigasi (SI) Sindupraja dan SI Cipelang ke kedua wilayah tersebut.
Untuk SI Sindupraja, saat ini debit airnya hanya tinggal 20,030 meter kubik per detik. Sedangkan untuk SI Cipelang, debitnya tinggal 12,386 meter kubik perdetik. Padahal, dalam kondisi normal, debit air yang mengalir melalui SI Sindupraja mencapai 29 30 meter kubik per detik. Sedangkan debit normal SI Cipelang mencapai 19 20 meter kubik per detik.
Sebelumnya, Forecaster BMKG Stasiun Jatiwangi Ka bu paten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, mengatakan, saat ini, suhu muka laut sudah dalam kondisi normalnya. Yakni nor mal – hangat dengan suhu 25 derajat celcius sampai 28 derajat celcius. "Bisa dikatakan sekarang sudah jarang turun hujan. Kalaupun ada, hujan turun dengan intenstas ringan," ujar dia.
Terpisah, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Suta tang, menjelaskan, minimnya pasokan air dari Bendung Rentang membuat petani khawatir. Pasalnya, hujan saat ini sudah jarang turun. "Untuk sawah yang dekat aliran sungai pembuang, mereka menggunakan mesin pompa air. Tapi untuk yang jauh dari sungai, ini yang susah," ujarnya.
Sementara itu, minimnya debit bendung Rentang dan hujan yang jarang turun di musim kemarau juga membuat para petani ragu untuk menanam. Mereka membiarkan lahannya belum ditanami.
Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Peter nak an Kabupaten Indramayu, Tak mid, menjelaskan, target tanam pada musim tanam gadu tahun ini mencapai 104. 770 hektare. Namun hingga awal Juli, realisasinya baru seluas 51.203 hektare.
Takmid mengatakan, ri buan hektare lahan yang belum memulai musim tanam gadu itu merupakan lahan yang terkena banjir pada per tengahan Januari 2014. Lahan-lahan itupun terpaksa harus tanam ulang sehingga mengalami kemunduran masa panennya. rep:lilis sri handayani ed: agus yulianto