Selasa 15 Jul 2014 13:30 WIB

UN SMA Sederajat, Dievaluasi

Red:

BANDUNG –– Usai pelaksanaan ujian nasional (UN) digelar, panitia UN SMA/MA, SMALB, SMK, Paket C dan Paket C kejuruan di Provinsi Jawa Barat, melakukan evaluasi. Hasilnya, pelaksanaan UN masih diwarnai delapan permasalahan. Ketua Panitia Pengawasan Pelaksanaan Ujian Nasional Uyu Wahyudin mengatakan, delapan permasa lahan yang dapat dipetakan, di antaranya tahap sosialisi, koordinasi, dan kerja sama dengan instansi terkait. Selain itu, menyangkut pengawasan proses cetak, pengawasan distribusi naskah, pengawasan satuan pendidikan, temuan selama UN (pelanggaran dan hambatan), proses scanning serta pengiriman hasil pemindaian ke pusat.

"Meski lancar, tapi masih ada yang belum taat pada asas. Namun secara umum, tidak mengganggu pelaksanaan UN," ujar Uyu, Senin (14/7). Kekurangan dalam pelaksanaan UN, kata dia, memang masih ada. Dia mencontohnya, naskah soal yang kurang atau tertukar. Namun, hal itu dapat diatasi dengan cara fotocopy sehingga pelaksanaan UN sesuai dengan jadwal. Selain itu, di lapangan memang masih terlihat siswa yang terlambat datang.

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Republika/Rakhmawaty La'lang

Ujian Nasional

 

Sedangkan terkait adanya kunci jawaban yang beredar dikalangan siswa, Uyu mengatakan, hal itu tidak terbukti. Memang, diakuinya, setiap tahun pelaksanaan UN, maka ada saja yang memanfaatkan situasi walaupun hal tersebut tidak bisa dibuktikan. "Kami meminta masyarakat atau peserta didik jangan terbawa arus informasi yang hanya jebakan. Ini (kunci jawaban palsu, red) karena tiap tahun selalu muncul," katanya. Uyu mengatakan, pelaksanaan UN sudah selesai dan dalam penyelenggaraannya berjalan dengan baik.

Namun, kata dia, evaluasi masih terus dilakukan untuk keberlanjutan ujian nasional dalam rangka mewujudkan bangsa yang bermartabat. Dikatakan Uyu, tujuan evaluasi secara umum, untuk mengeksplorasi seputar pelaksanaan dan memberi kan rekomendasi pelaksanaan UN di tahun berikutnya. "Tujuan UN sendirikan untuk mengukur pencapaian standar nasional pendidikan," katanya.

Penanggung Jawab Pelaksanaan Pengawasan UN yang juga Rektor UPI , Sunaryo Kartadinata, mengatakan, sukses tidaknya perhelatan akbar UN yang diselenggarakan setiap tahun, tergantung pada tugas, pokok, dan fungsi dari masing-masing satuan kerja. Kegiatan evaluasi ini, kata dia, bertujuan untuk memberikan solusi dari setiap permasalahan bukan untuk mencari kesalahan dalam pelaksanaan UN.

Evaluasi, kata dia, sebagai bahan kontrol, dan harus menjadi motivasi untuk meningkatkan mutu pendidikan serta perbaikan sebagai derajat proses. "Saya bersyukur, tingkat keberhasilan sangat memuaskan. UN merupakan kebijakan pemerintah dan merupakan syarat masuk keperguruan tinggi (PT)," katanya.

Dikatakan Sunaryo, tanpa kerja sama, maka pelaksanaan UN tidak akan berjalan dengan baik. Di sisi lain, penambahan region, juga di maksudkan untuk mempermudah pengontrolan. "Ini, merupakan langkah positif agar alur naskah kesetiap titik dapat terdistribusi dengan baik," katanya.

Sunaryo menilai, pelaksanaan UN sendiri berjalan lancar mulai dari persiapan, penyerahan soal sampai distribusi. Mulai tahun ini, untuk memperpendek jarak tempuh dilakukan dengan cara menambahkan regional. "Artinya jarak antar regional cukup dekat, implikasinya soal datang tepat waktu," katanya.

Adanya kasus soal tertukar, kata dia, terjadi akibat kesalahan dari percetakan. Namun, hal itu tidak mengganggu pelaksanaan UN karena di atasi dengan fotocopy. UN, kata dia, ke depannya harus lebih baik untuk memberikan motivasi. Pelaksanaan UN sendiri, tetap dilakukan sepanjang pemerintah tidak mencabut kebijakan tersebut. rep:arie lukihardianti  ed: agus yulianto

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement