BANDUNG –– Untuk meningkat kan pertumbuhan dan daya saing industri daerah, pemerintah memalui Kementerian Industri (Kemenperin) terus mendorong akselerasi pembangunan ekonomi di Jabar. Bentuk im plementasi akselerasi pembangunan ekonomi di Jabar ini diwujudkan me lalui berbagai program pengembang an industri.
Menteri Perindustrian RI M S Hidayat mengatakan, program tersebut di antaranya restrukturisasi per me sin an untuk industri tekstil, Pengembangan IKM melalui program pelatihan dan bantuan usaha serta pembia yaan melalui KUR.
Selain itu, ada bantuan pembangunan Pusat Pengembangan Tekno logi Industri Mesin Perkakas dan Alat Kesehatan di ITB, dan Fasilitas Penyusunan Master Plan pengembangan Wilayah Jawa Barat bagian Timur. Termasuk, Cirebon, Indram ayu, Majalengka, Kuningan (Ciayu maja kuning), Kabupaten Sumedang, dan Ciamis.
"Tapi, diperlukan sinergisitas an tara pemerintah pusat dan pemerintah provinsi, serta pemerintah kabupaten/ kota untuk mewujudkan peningkatan dan daya saing industri itu," ujar Hidayat pada acara forum komunikasi dengan dunia usaha dan instansi dalam safari Ramadhan Menteri Perindustrian, akhir pekan lalu.
Oleh karena itu, Hidayat meminta, pemda untuk menyusun rencana pembangunan industri provinsi dan rencana pembangunan industri Kabupaten/kota. Tentunya, hal itu harus juga dengan mengacu pada rencana induk pembangunan industri nasional (RIPIN) dan kebijakan industri nasional.
Dikatakannya, peningkatan daya saing industri ini, penting untuk memberikan kontribusi signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan per kapita, dan pengurangan kemiskinan. Jabar, kata dia, menjadi salah satu daerah yang memiliki keunggulan dan peran strategis baik dari sisi geografis maupun ekonominya. Sisi geografis, karena Jabar berdekatan dengan DKI Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi nasional.
Sementara dari sisi ekonomi, pa da 2012 Provinsi Jabar menjadi penyumbang ekonomi terbesar ketiga se besar 14,07 persen. "Dari sisi ekonomi, pada 2012 Provinsi Jabar merupakan penyumbang produk domestik bruto (PDB) nasional terbesar ketiga (14,07 persen), setelah Provinsi DKI Jakarta (16,40 persen) dan Jawa Timur (14,88 persen),"' kata Hidayat.
Di Indonesia, kata dia, kinerja sektor industri pengolahan non-migas triwulan I 2014, tumbuh sebesar 5,56 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi 5,21 persen. Se men tara untuk ekspor produk industri periode Januari–Mei 2014 sebesar 48,69 miliar dolar amerika. Angka ini, naik 2,95 persen dibanding periode yang sama pada 2013 lalu. "Eks por produk industri, memberikan kontribusi sebesar 66,32 persen dari total ekspor nasional," katanya.
Sementara Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan, sangat wajar jika Jabar menjadi penyumbang ekonomi terbesar ketiga. Pasalnya, kata dia, investasi manufaktur di Jawa Barat juga yang terbesar. "Kenyataan memang demikian. karena investasi manufaktur di Jawa Barat paling besar, 50 persen lebih. Jadi kebutuhan infrastruktur semakin besar," kata dia.
Oleh karena itu, pemprov terus mendorong pembangunan infrastruktur. Salah satunya, pembangunan Bandara Internasional Kertajati dan pembangunan wilayah BOCIMI (Bogor, Ciawi, Sukabumi) untuk mening katkan pertumbuhan ekonomi. Karena, menurut Deddy, untuk mendo rong dan meningkatkan investasi, maka harus terlebih dulu harus di siapkan infrastrukturnya. rep:arie lukihardianti ed: agus yulianto