Selasa 05 Aug 2014 12:00 WIB

Jaringan Irigasi Rusak Sebabkan Sawah Puso

Red:

KARAWANG –– Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan (Distanhutbunak) Kabupaten Karawang mengklaim, sam pai saat ini, jaringan irigasi area persawahan masih dalam kondisi rusak parah. Kerusakan ini, berpotensi mengganggu hasil produksi pertanian, terutama di musim kemarau saat ini.

Kepala Distanhutbunak Kabupaten Karawang, Kadarisman, mengatakan, wilayah Karawang menjadi daerah langganan banjir (saat musim hujan) dan kekeringan (saat kemarau). Kondisi ini, dipengaruhi oleh buruknya jaringan irigasi ke area persawahan. Untuk mengatasi masalah tersebut, berarti jaringan irigasinya harus diperbaiki lagi. "Perbaikan sudah ada. Namun, belum maksimal," ujarnya, Ahad (3/8).

Area sawah yang menjadi langganan banjir serta kekeringan itu mencapai 25 ribu hektare yang tersebar di 30 kecamatan. Dari luasan itu, yang terancam puso sekitar 50 persennya. Dengan kondisi itu, yang dirugikan jelas petani sebab mereka harus rela kehilangan hasil produksi pada setiap musimnya.

Kadarisman mengatakan, jaringan irigasi yang melintasi wilayahnya terbagi kedalam tiga jenis. Yakni, jaringan irigasi primer dengan panjang 136 kilometer. Kemudian, jaringan irigasi sekunder 560 kilometer. Serta jaringan irigasi tersier 23 kilometer. "Dari panjang jaringan irigasi itu, yang rusaknya mencapai 80 persen," ujarnya.

Kadar menjelaskan, jika musim hujan, air dari irigasi yang rusak itu bisa dengan mudahnya menggenangi area persawahan. Sebab, tidak ada material untuk menahan derasnya arus air. Kemudian, saat musim kemarau air yang seharusnya masuk ke irigasi, ternyata jadi kering. Akibat banyaknya tanggul yang bocor dan rusak.

Dengan irigasi yang kering itu, maka akan berdampak pada mengeringnya lahan sawah. Untuk itu, pada musim gadu ini, pihaknya ingin kerusakan jaringan irigasi bisa segera diperbaiki. Pihak yang berwenang memerbaiki kerusakan ini, yakni pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten.

Sementara Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Karawang Acep Jamhuri mengaku, persoalan kerusakan jaringan irigasi ini sudah menjadi bahasan instansinya. Pada perubahan anggaran nanti, pihaknya akan membeli empat unit alat berat mini sejenis bechoe. Nantinya, alat berat itu akan digunakan untuk menormalisasi jaringan irigasi yang jadi tanggung jawab pemkab. "Kami akan koordinasi dengan Distanhutbunak, untuk prioritas normalisasinya," ujar Acep. rep:ita nina winarsih ed: agus yulianto

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement