SUBANG --- Pipa distribusi minyak mentah milik PT Pertamina EP mengalami kebocoran di blok Dusun Bojong, Desa Muara, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang. Kebocoran tersebut telah mencemari lingkungan. Dampaknya, sekitar tiga hektare sawah terancam gagal panen. Tak hanya itu, lingkungan di lokasi kebocoran juga diselimuti oleh aroma tak sedap.
Camat Blanakan, Nono Suparno, mengatakan, kebocoran pipa Pertamina itu terjadi sejak Jumat (15/8) yang lalu. Pipa yang bocor tersebut, sangat berdekatan dengan pemukiman warga, area persawahan serta sekolah.
Bahkan, untuk mengatisipasi halhal yang tak diinginkan, para siswa yang belajar di SDN Bojong, terpaksa diliburkan. "Karena baunya sangat menyengat. Kalau bau itu dihirup sama anak-anak, khawatir bisa keracunan," ujar Nono, kepada Republika, Selasa (19/8).
Foto:ADENG BUSTOMI/ANTARAFOTO
Sejumlah perkerja memperbaiki saluran pipa milik Depot Pertamina Tasikmalaya, yang bocor lantaran diduga dicuri, di Desa Pasir Batang, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jabar.
Dikatakan Nano, minyak mentah yang mengalir ke sawah dari bocoran pipa itu, tak bisa dicegah. Karena itu, selama lima hari terakhir ini, sawah kurang dari tiga hektare tersebut telah tercemar minyak mentah. Jika tak segera diatasi, kata dia, maka dikhawatirkan tanaman padi yang baru berusia muda tersebut terancam gagal panen.
"Pencemaran minyak ke lingkungan ini, masih belum ada laporan," ujar Nano. Termasuk, apakah minyak mentah itu telah mencemari sumur warga, hal itu belum ada laporannya sampai saat ini. Namun demikian, dampak yang paling terasa baru sebatas mencemari area sawah serta pencemaran udara.
Beruntung, kata Nono, pihak Pertamina EP langsung bergerak cepat. Salah satunya upayanya ada lah, ceceran minyak yang dekat dengan pe mukiman telah dibereskan. Bahkan, perusahaan BUMN tersebut, sudah meng inventarisasi data terkait de ngan kompensasi kerugian yang di derita warga atas kasus kebocoran tersebut. "Pertamina juga, berjanji akan memberikan pengobatan gratis," ujar Nono.
Terkait dengan kebocoran itu, pi haknya belum mengetahui secara persis penyebabnya. Akan tetapi, ber dasarkan laporan dari Dinas Pertambangan dan Energi, pipa yang bocor itu berada di titik yang baru saja di las.
Kata dia, belum lama ini, Pertamina melakukan pemeliharaan ja ringan denga cara mengelas jaringan pipa. Namun, entah kenapa dari jaringan pipa yang baru di las itu, justru menimbulkan kebocoran.
Sementara itu Sekertaris Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Subang, Sugianto, mengaku, pi hak nya belum mengetahui kasus ke bocoran pipa Pertamina tersebut. Sebab, sampai saat ini, belum ada laporan. Tetapi, dalam waktu dekat pihaknya akan mengkroscek ke la pangan.
"Jadi, kita belum bisa berbuat apa-apa. Apalagi, itu kewenangan pusat serta belum ada tembusan kekita soal kebocoran ini," ujarnya.
Secara terpisah, Asisten Manajer Humas PT Pertamina EP Asset 3, Dian Hapsari, mengatakan, penyebab ke bocoran pipa ini masih diselidiki. Saat ini, titik kebocoran sudah di tutup dan diperbaiki. Termasuk juga, ceceran minyak yang mencemari lingkungan telah dibersihkan dengan menggunakan oil boom dan vacuum truck.
"Kami juga sedang inventarisasi lahan yang terkena pencemaran ini. Termasuk negoisasi untuk membahas kompensasinya, " ujar Dian.
Beruntung, lanjut Dian, kebocoran itu tak mengganggu jalur distribusi minyak mentah. Sebab, warga dan petugas responnya sangat cepat. Begitu ada kebocoran, kata Dian, mereka langsung melaporkan kejadian itu. Sehingga, ujar dia, dengan laporan yang cepat ini, pihaknya bisa menyegerakan langkah untuk mengantisipasinya. rep:ita nina winarsih ed: agus yulianto