Rabu 20 Aug 2014 13:00 WIB

Pemkot Sterilkan Alun-alun dari PKL

Red:

TASIKMALAYA --  Pemkot Tasikmalaya akan menjadikan sejumlah jalan sebagai tempat relokasi pedagang kaki lima (PKL). Dengan demikian, keberadaan PKL yang ada di Kota Tasikmalaya tidak lagi tersebar secara sembarangan.

Sejumlah daerah yang akan dijadikan tempat relokasi itu, yakni Jalan Cihideung, Jalan Pasar Mambo, dan Jalan Yudanegara. Sebelumnya, para PKL tersebut menepati Jalan Mustofa, Alunalun serta sejumlah tempat di Kota Tasikmalaya.

Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya Idi S Hidayat mengatakan, saat ini Pemkot Tasikmalaya sedang mendata seluruh PKL. Pihaknya berjanji proses pendataan akan rampung dalam waktu dua pekan ke depan.

Rencananya, para pedagang yang direlokasi akan difasilitasi kios semi permanen berukuran 1,8 meter X 2 meter. Dengan panjang area ber jualan sekitar 400 meter. Kata Idi, berdasarkan estimasi sementara, sedikitnya 320 kios yang akan disediakan untuk PKL asal Jalan Mustofa dan Alun-alun Kota Tasikmalaya tersebut.

"Kami tidak hanya menyediakan lahan, tapi juga kami buatkan kiosnya,’’ ujar Idi, Selasa (19/8). Selain itu, sambung Idi, setiap 10 meter akan disediakan jalan selebar empat meter, agar pemilik kios bisa dengan mudah bongkar muat barang.

Dengan demikian, antara PKL dan toko di jalan tersebut masing-masing bisa beroperasi tanpa saling mengganggu. Idi berharap, semoga cara ini menjadi solusi atas persoalan tata kota di Tasikmalaya.

Pihaknya menyatakan, mulai tahun ini Pem kot Tasikmalaya akan mulai mensterilkan Jalan HZ Mustofa dari PKL. Pihaknya pun ingin memberikan kenyaman bagi masyarakat yang hendak melintas di Jalan Mustofa dan Alun-alun. Wahyu Adiatna (34 tahun) salah satu PKL HZ Mustofa mengaku kurang setuju dengan rencana relokasi. "Hingga kini kios itu belum jadi, kami terpaksa harus nganggur hingga 2015,’’ tutur Wahyu. rep:c61, ed: sandy

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement