SUBANG -- Ratusan warga Desa Cisampih, Kecamatan Dawuan berunjukrasa menolak beroperasinya penambangan pasir di wilayah mereka. Pasalnya kegiatan tersebut telah merusak lingkungan. Karena itu ratusan warga ini memblokade jalan yang di lintasi armada tambang itu. Informasi yang diterima, aksi warga itu berlangsung cukup lama. Bahkan ratusan warga tersebut nyaris bentrok dengan aparat kepolisian yang ingin membu barkan unjuk rasa warga itu.
Koordinator aksi, Chandra Somali, mengatakan sejak lama warga me mrotes kegiatan penambangan ga lian pasir ini. Sebab sudah sangat me rugikan. Salah satu kerugiannya, ak ses jalan yang dilintasi armada tambang menjadi cepat rusak. Selain itu, kegiatan penambangan itu bisa merusak lingkungan. "Kalau lingkungan sudah rusak, dampaknya bisa terjadi bencana," ungkap Chandra, Selasa (19/8).
Apalagi menurutnya bukti fisik dari dampak penambangan ini sudah terlihat. Yakni sepanjang delapan kilometer akses jalan menuju area penambangan sudah rusak parah. Karena kondisi itu warga semakin kesal. Sebab jalan yang rusak tersebut bisa menimbulkan kecelakaan lalu lintas. Untuk itu saat ini armada tambang tersebut dilarang beroperasi. "Selama tuntutan kami tak dipenuhi, armada pasir ini dilarang beroperasi," ujarnya.
Warga lainnya, Jisona Irfan, mengatakan seharusnya pertambangan pasir tersebut segera ditutup oleh pemkab. Karena sudah meresahkan warga. Akibatnya jalan lingkungan desa menjadi rusak. "Kalau sudah begini, siapa yang akan tanggung ja wab," ujarnya.
Menurut Irfan, warga tidak akan bereaksi, jika perusahaan tambang itu memberikan kontribusi. Seperti jalan desa yang rusak itu segera diperbaiki. Tapi faktanya jalan desa yang lebarnya sekitar tiga meter itu itu sudah rusak parah. Kalau musim hujan, ja lan tersebut berubah jadi kubangan kerbau. Dengan begitu, perusahaan tambang pasir itu telah membiarkan kondisi ini berlarut-larut. Hingga akhirnya warga memrotes dengan cara memblokade jalan dan menyegel armada mereka untuk tak beroperasi sam pai tuntutan warga direalisasikan. Yakni perbaiki lagi jalan desa tersebut. rep:ita nina winarsih ed: rachmat santosa