Kamis 18 Sep 2014 12:00 WIB

Jawa Barat Waspada Kebakaran Hutan

Red:

KUNINGAN –– Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) menerjunkan masyarakat peduli api (MPA) di sejumlah titik rawan ke bakaran. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan di Gunung Ciremai.

Sejumlah lokasi di Gunung Ciremai rawan kebakaran. Lokasi tersebut diantaranya Kecamatan Pasawahan, Mandirancan, Desa Setianegara (Kecamatan Cilimus) dan Desa Bantaragung (Kecamatan Sindangwangi). Pengendali Ekosistem Hutan BTNGC Mufti Ginanjar mengatakan, lokasi tersebut masuk kategori rawan kebakaran karena terdapat vegetasi ilalang.

"MPA telah diterjunkan kelokasi rawan kebakaran. MPA mem bantu BTNGC melakukan patroli pencegahan dan pemadaman api," kata Mufti kepada Republika, Rabu (17/9).

MPA terdiri dari anggota ma syarakat dari berbagai profesi. Masyarakat ini peduli terhadap keles tarian hutan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Secara suka rela, anggota MPA membantu BTNGC dalam kegiatan pencegahan, pemadaman dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.

Sejak awal kemarau 2014, ka wasan hutan di Gunung Ciremai telah terbakar dua kali. Peristiwa terakhir terjadi di sekitar Blok Batuseeng, Pejaten, dan Cirendang. Kebakaran juga terjadi di daerah perbatasan wilayah Desa Pada beung har dan Kaduela, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Senin (15/9) sekitar pukul 17.00 WIB. Kobaran api berhasil dipa dam kan pada hari yang sama sekitar pukul 21.00 WIB. "Lahan yang terbakar seluas 20 hektare," ujar Mufti.

Mufti mengungkapkan, lahan yang terbakar hanya berupa alangalang dan tidak sampai meluas hingga pohon-pohon di dalam ka wasan hutan. Diduga, lahan tersebut sengaja dibakar oleh oknum yang ingin membuka lahan. Kebakaran pertama tahun ini juga terjadi di lokasi yang hampir berdekatan dengan kebakaran yang kedua. Namun, lahan yang terbakar jauh lebih sempit, yaitu hanya satu hektare.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan telah mengimbau masyarakat untuk mewaspadai kebakaran hutan. Sekretaris Pelaksana BPBD Kuningan Sri Ucu Sukmawati mengatakan, masyarakat diminta untuk meninggalkan kegiatan dan kebiasaan yang menimbulkan bencana kebakaran hutan, terutama masyarakat yang tempat tinggalnya berada di kawasan rawan kebakaran.

Sementara, kawasan hutan dan semak belukar di kawasan Pegunungan Pangangonan, Puncak Gunung Sanghiang Anjung, dan Pegunungan Legoknangka di Desa Nagreg Kendan Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung terbakar, Selasa (16/9) malam. Kebakaran di duga sengaja dilakukan untuk mem buka lahan baru.

Kepala BPBD Kabupaten Bandung Marlan mengatakan, pembakaran dilakukan sekitar pukul 09.00 WIB. Karena kondisi ilalang yang kering ditambah angin ken cang, api merembet sehingga kebakaran meluas. "Informasi yang di peroleh, lahan yang terbakar sekitar 63 hektare," ujar Marlan, saat di hubungi Republika.

Pada pukul 12.00 WIB, api ber hasil dipadamkan warga. Namun, api kembali membesar pada pukul 16.00 WIB setelah ditinggal warga. Akibatnya, api merembet kelahan lain yang kondisinya juga kering. Sampai pukul 24.00 WIB, api belum berhasil dipadamkan. "Api malah menjalar ke arah lembah," ujar Marlan.

Marlan mengatakan, pemadam kebakaran mengalami kesulitan dalam memadamkan api. Pasalnya, lokasi kebakaran berada di dalam hutan. Sehingga, petugas memerlukan waktu yang cukup lama untuk menjinakan si jago merah.

Sampai saat ini, kata Marlan, tidak ada korban jiwa atas peristiwa kebakaran tersebut. BPBD masih menghitung berapa besaran kerugian yang diderita masyarakat. Sebagian besar lahan yang terbakar merupakan milik negara dan sisanya adalah lahan warga setempat.

Kebakaran hutan juga terjadi akhir pekan lalu di Gunung Api Guntur, Kabupaten Garut. Sekitar 200 hektare lahan tanaman ilalang di Gunung Guntur habis dilalap api. rep:lilis sri handayani ed: friska yolandha

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement