SUKABUMI –– Nelayan di selatan Kabupaten Sukabumi masih mengalami musim paceklik ikan. Dam paknya, sebagian besar nelayan memilih tidak melaut dan menyandarkan kapalnya di dermaga.
"Sekarang masa paceklik," ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Sukabumi Abdul Kodir kepada Republika, Ahad (21/9). Hal ini ditandai dengan sedikitnya hasil tangkapan ikan nelayan.
Banyak nelayan yang tidak melaut karena kondisi cuaca yang buruk. Kalaupun ada yang bersikeras melaut, hasil tangkapan ikannya tidak sebanding dengan biaya operasional untuk melaut. Hal inilah yang membuat nelayan mengurungkan niatnya untuk melaut.
Pada musim paceklik ini, kata Kodir, DKP tidak menganggarkan dana khusus untuk membantu para nelayan. Selain itu, pemkab belum merencanakan untuk menyalurkan bantuan beras untuk para nelayan.
"Pemberian bantuan mungkin di lakukan Dinas Sosial (dinsos)," kata Kodir. Namun, sampai saat ini belum ada informasi yang jelas mengenai pembagian beras untuk nelayan. Pada masa paceklik 2013, pemkab menyalurkan bantuan beras kepada sebanyak 5.387 kepala keluarga (KK) nelayan atau setara dengan 20 ribu jiwa nelayan. Sumber bantuan beras ini berasal dari Kementerian Sosial (Kemensos) yang didistrubusikan melalui Dinsos Provinsi Jabar.
Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP Kabupaten Sukabumi Ayom Budi Prabowo mengatakan, penurunan hasil tangkapan ikan paling terasa di alami para nelayan tradisional yang menggunakan kapal kecil. Sementara, tangkapan ikan untuk nelayan dengan menggunakan kapal-kapal besar seperti long line masih stabil.
Pemkab berharap agar musim paceklik ikan segera berlalu dan nelayan kembali melaut. Pasalnya, DKP menargetkan hasil tangkapan tahun ini melebihi perolehan pada 2013, yaitu sebanyak 10 ribu ton.
Di Kabupaten Sukabumi, terdapat enam titik pendaratan ikan. Keenam titik tersebut adalah Cisolok, Ci bangban, Ujunggenteng, Pala bu han ratu, Ciwaru, dan Minajaya. Sebagian nelayan memilih tidak melaut dan mencari pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan.
Salah seorang nelayan Palab hanratu Kabupaten Sukabumi Tendi Sudama mengatakan, pada musim paceklik biasanya sebagian nelayan ada yang beralih profesi untuk menafkahi keluarga. Mereka ada yang berdagang ikan, mengolah areal pertanian, dan menjadi buruh bangunan.
Bantuan pemerintah, kata Tendi, dapat sedikit meringankan beban para nelayan. Bantuan yang diberikan, ujar dia, tidak hanya beras, tetapi juga dibarengi dengan pemberian peralatan tangkap ikan seperti kapal besar bagi nelayan. Sehingga, para nelayan bisa tetap melaut dalam kondisi apa pun.
Di Kabupaten Indramayu, sebuah kapal motor terbakar di kawasan dock ing Pelabuhan Karangsong, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Ahad. Kerugian diperkirakan sebesar Rp 500 juta.
KM Mandala sedang diperbaiki di lokasi tersebut. kebakaran terjadi pada pukul 10.30 WIB. Berdasarkan pantauan Republika, api melalap seluruh bagian KM Mandala, terutama di bagian kamar mesin. Upaya pemadaman yang dilakukan pekerja secara manuan tidak membuahkan ha sil karena api bertambah besar. Untuk memadamkan kobaran api, dua unit mobil pemadam ke bakaran milik Pemkab Indramayu di datangkan ke lokasi. Hasilnya, api berhasil di padam kan sekitar pukul 11.20 WIB.
Menurut para pekerja, peristiwa itu bermula saat para pekerja sedang memperbaiki kapal di lokasi docking. Saat itu, ada pekerja yang menggunakan gerinda dalam aktivitas perbaikan kapal. Percikan api dari mesin gerinda diduga menyambar kabel yang terbuka dan terjadi korslet. Percikan api itu kemudian juga me nyambar minyak cat dan ceceran solar yang ada di kamar mesin hingga terjadi kebakaran.
Tidak ada korban jiwa dalam pe ristiwa tersebut. Namun, seorang pe kerja pingsan ketka berusaha memadamkan api. rep:riga nurul iman/lilis sri handayani ed: friska yolandha