Aparat keamanan masih tetap berjaga-jaga di sejumlah kawasan di Timika.
TIMIKA -Aktivitas belajar-mengajar di Timika, Papua, belum berlangsung normal pascapembunuhan Kepal Suku Dani Kora Waker beberapa waktu lalu. Pantauan Antara, Jumat (15/8), pagar gedung sekolah masih digembok dan tidak tampak aktivitas belajar-mengajar.
Beberapa orang tua murid meng aku masih enggan mengizinkan anak nya ke sekolah karena khawatir insiden pada Selasa (12/8) terulang kembali. "Mungkin, Senin (18/8) baru kami izinkan anak-anak kembali ke sekolah," kata Tini, warga setempat.Kepala Polres Mimika Ajun Komi saris Besar Jermias Rontini mengata kan, aparat sudah melakukan pen de katan ke sekolah agar kembali me laksanakan aktivitas belajar-mengajar.
Namun, kepolisian tidak bisa memaksa kalau aktivitas belum normal hingga Jumat.Pada Kamis (14/8) malam warga berjaga-jaga di sekitar lingkungan ru mah mereka dengan alat-alat tajam lantaran menerima pesan singkat yang menyebutkan bahwa masyara kat Gunung Suku Dani dan Damal akan me nyerang warga tertentu di Kota Timika.
Akibat pesan singkat provokatif itu, banyak warga memilih mengungsi dari rumah mereka ke rumah kerabatnya yang lebih aman. Sebagian malah mengungsi ke Markas Brigif 20 Ima Jaya Keramo, Pangkalah TNI AU, dan Polsek Mimika Baru.
Rontini meminta warga Kota Timika agar tidak mudah percaya dengan isu-isu menyesatkan melalui pesan singkat (SMS) yang ingin memprovokasi warga. "Kalau ada informasi, laporkan kepada kami, aparat.Mari percayakan kepada kami untuk melakukan pemulihan keamanan pascakonflik," kata dia.
Menurut Rontini, kondisi keaman an di Timika masih terkendali. Tapi, dia menyatakan, aparat keaman an masih tetap berjaga-jaga di sejumlah kawasan yang dianggap rawan aksi balas demdam atas pembunuhan itu.Polres Mimika mengerahkan 350 personel untuk mengamankan Timi ka.
Satu kompi Brimob Detasemen B Polda Papua juga mendukung keamanan di Timika. Juga, Brimob Detasemen A Jayapura dan Brimob Sub den B Merauke masing-masing sebanyak satu satuan setingkat pleton dan 100 personel TNI AD.
Rontini mengatakan, kepolisian akan mengambil tindakan tegas secara hukum bagi warga yang diketahui mem bawa senjata tajam di muka umum. "Jangan lagi ada yang membawa senjata tajam, apa pun bentuk dan jenisnya," kata dia.
Kepolisian sudah menahan 14 warga karena terbukti membawa senjata tajam, seperti parang, anak panah dan alat pembuat senjata rakitan panah wayer. Mereka ditahan saat razia atau sweepingyang dilakukan sejak Rabu (13/8) di beberapa titik di Kota Timika dan sekitarnya.
Jasad Kora Waker ditemukan di sekitar Jembatan Kali Merah, Kampung Logpon Pigapu, Senin (11/8). Pe ristiwa itu memicu kemarahan ke rabatnya. Dalam waktu hanya satu hari, sebanyak lima warga meregang nyawa. Mereka dibunuh di jalan-jalan saat melintas dengan kendaraan bermotor.
Kepala Polda Papua Irjen Yotje Mende mengatakan, Polda Papua ber upaya untuk melakukan konsolidasi dengan aparat, tokoh agama, dan tokoh adat setempat. "Kami juga evakuasi kelompok pendatang yang ber ada di dekat rumah Waker," ujar dia.
Wakil Kepala Kepolisian Daerah Papua Brigjen Paulus Waterpauw mengatakan, pembunuhan Waker tidak terkait dengan penangkapan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Ka bupaten Lany Jaya. Menurut Rontini, penyidik ga bung an akan bekerja profesional dan maksimal untuk meng ungkap pelaku dari serangkaian aksi pembunuhan yang menewaskan tujuh warga, termasuk Waker.
antara , ed: ratna puspita