MALANG - Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan, munculnya gerakan Negara Islam Iraq dan Suriah (ISIS) harus disikapi secara terpadu. Ia mengusulkan, paham SUMUK untuk menangkal gerakan tersebut.
Dalam bahasa Jawa, kata "isis" berarti suasana sejuk yang ditimbulkan semilir angin. Lawan katanya, "sumuk," alias gerah.
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menangkap permainan kata tersebut. Menurutnya, ISIS mesti dilawan dengan SUMUK, akronim dari Solidaritas Umat Muslim Untuk Kebinekaan atau Keberagamaan.
"Kebinekaan atau keberagamaan itu ciptaan Allah. Karena itu, kalau ada yang melawan kebinekaan berarti melawan kehendak Tuhan," katanya saat meresmikan Pesantren Rehabilitasi Mental 'Az Zainy' di Tumpang, Malang, Jumat (5/9) malam.
Menurut Moeldoko, gerakan ISIS, sesuai padanan arti bahasa Jawanya, seharusnya menyejukkan alih-alih membuat panas di mana-mana. Ia menegaskan, gerakan ISIS merupakan musuh bersama.
Menurut Moeldoko, TNI sejauh ini sudah mengantongi peta kekuatan mereka. "Kami sudah mengantongi peta kekuatan mereka karena kita sudah mendeteksi pengikuti ISIS dari sini yang pernah ke Turki, Suriah, Irak, dan sebagainya," katanya.
Ia menilai, pesantren yang merehabilitasi berbagai jenis kelainan mental menjadi penting terkait munculnya fenomena ISIS. Menurutnya, pengikut ISIS dan mereka yang suka meledakkan diri sendiri dengan orang lain di sekitarnya itu juga merupakan "orang gila baru" yang juga harus diperangi.
"Orang gila baru itu lebih berbahaya daripada orang gila yang ada di pesantren ini," katanya. Ia mengajak para ulama dan masyarakat untuk bekerja sama dengan prajurit di Kodam, Korem, Kodim, Koramil, hingga Babinsa untuk membangun nasionalisme atau SUMUK tersebut.
Terlepas dari ancaman ISIS, menurut Moeldoko, rehabilitasi masyarakat yang mengalami kelainan mental seperti yang dilakukan Pesantren Az Zainy di Tumpang, Malang, sangat penting. Ia menyinggung, data World Health Organization (WHO) yang menyatakan, penderita gangguan jiwa di Indonesia mencapai 30 persen dari penduduk. "Tiga persen di antaranya merupakan gila berat atau kalau di Indonesia ada sekitar tujuh jutaan," katanya.
Pengasuh Pesantren Rehabilitasi Mental Az Zainy, Tumpang, Malang, KH Zain Bay, menyatakan kebanggaannya atas kedatangan Panglima TNI untuk meresmikan pesantren itu. "Karena, hingga saat ini, tidak ada pesantren di Indonesia yang diresmikan Panglima TNI," kata dia.
Acara peresmian juga ditandai dengan pembacaan Deklarasi Penolakan ISIS oleh Ulama se-Malang Raya yang dibacakan KH Mashudi Busyiri. Isinya menegaskan penolakan para ulama terhadap ISIS karena bertentangan dengan Pancasila dan mengancam NKRI. antara ed: fitriyan zamzami