JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Moeldoko berupaya menyetop polemik soal penembakan empat anggota TNI oleh oknum polisi di Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Ia memerintahkan jajaran TNI untuk tak mengeluarkan komentar apa pun terkait kasus tersebut.
"Saya sudah meminta jajaran TNI tidak berikan komentar agar proses investigasi berjalan jujur dan terbuka," kata Moeldoko, Rabu (24/9. Menurutnya, hal itu dilakukan agar tidak ada pihak yang mengintervensi investigasi yang tengah berjalan oleh tim gabungan dari Mabes TNI dan Mabes Polri.
Menurutnya, keterangan resmi soal peristiwa penembakan di Batam mesti menunggu hasil investigasi tersebut. "Tunggu saja hasil investigasi," ujar Moeldoko, Rabu (24/9).
Peristiwa penembakan terhadap anggota TNI terjadi menyusul penggerebekan yang dilakukan kepolisian terhadap gudang penimbunan bahan bakar minyak (BBM) ilegal di Batu Aji, Batam, Ahad (21/9) malam. Mabes TNI dan Mabes Polri mengeluarkan keterangan yang berbeda terkait peristiwa itu.
Salah satunya, Mabes Polri mempertanyakan keberadaan dua anggota TNI dari Yonif 134/TS yang tertembak di lokasi penggerebekan saat sejumlah orang menghalang-halangi penggerebekan. Sementara, Mabes TNI AD menyatakan dua anggota tersebut hanya kebetulan lewat dan menuju lokasi penggerebekan setelah melihat terjadinya keributan.
Perbedaan keterangan tersebut lalu menimbulkan kecurigaan bahwa bentrokan dilatarbelakangi operasi pembekingan aparat atas operasi BBM ilegal. Pengamat Militer Universitas Padjadjaran, Muradi, menilai kecurigaan itu beralasan karena ada pelibatan pasukan Brimob dalam penggerebekan.
Ia menduga, Polda Kepri melibatkan Brimob dalam penggerebekan tersebut karena mereka menduga ada beking oknum TNI. Menurutnya, jika tidak melibatkan oknum TNI, penggerebekan akan dilakukan secara normal tanpa melibatkan Brimob. "Itu sudah SOP (standar operasiona prosedur)-nya," kata Muradi.
Ia menuturkan, selama ini ada tiga bisnis ilegal yang banyak dibekingi oknum aparat keamanan. Pertama, penimbunan BBM, perjudian, dan ekspor-impor pakaian bekas. "Dari tiga ini yang masih menjadi primadona, penimbunan BBM," kata dia.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayor Jenderal Fuad Basya menegaskan, Mabes TNI tak segan menindak secara hukum jika keempat anggota TNI AD yang bentrok dengan Polri terlibat dalam penimbunan BBM bersubsidi. "Terlibat atau tidak, saya belum bisa menjawab. Jika tim investigasi menemukan adanya dugaan keterlibatan, maka akan diproses secara hukum," ujarnya, kemarin.
Ia mengungkapkan, investigasi oleh tim gabungan akan dilakukan secara bertingkat. Hasil investigasi akan dipublikasikan secepatnya dalam waktu dua pekan mendatang. rep:c75 ed: fitriyan zamzami
Keterangan Berbeda
Versi Polri:
- Sekelompok orang menghalang-halangi penggerebekan dan dua anggota TNI tertembak.
- Petugas polisi mengamankan diri ke Markas Brimob sambil membawa satu orang diduga penjaga gudang BBM ilegal sempat ditahan.
- Massa mengejar petugas ke gerbang Markas Brimob Polda meminta pertanggungjawaban atas penembakan dan meminta pembebasan seseorang yang ditahan di Markas Brimob.
Versi TNI:
- Dua anggota Yonif 134/TS kebetulan menghampiri kericuhan di lokasi penggerebekan dan tertembak.
- Anggota Yonif 134/TS Praka Eka Basri menanyakan perihal rekan yang tertembak, kemudian dikeroyok, ditahan di Markas Brimob, dan mengalami luka tembak.
- Pratu Eko Syahputra menuju depan Markas Brimob untuk mencari tahu kejadian dan ditembak di bagian kaki.
Sumber: Keterangan Kapolda Kepri Brigjen Arman Depari dan keterangan Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen Andika Perkasa.