Sabtu 27 Sep 2014 13:03 WIB

UMM-MAI Siapkan Gerakan Indonesia

Red: operator

MALANG -Program Studi Perikanan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) akan menjadi bagian dari gerakan Indonesia Bertambak yang dicanangkan Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI).Melalui gerakan ini, lulusan fresh graduate Perikanan UMM akan segera disalurkan ke tambak-tambak seluruh Indonesia dalam jangka waktu tertentu.

"Ini untuk mengaplikasikan ilmu yang mereka dapatkan selama bangku kuliah,"kata Ketua Program Studi Perikanan UMM Riza Rahman Hakim dalam acara penandatanganan memorandum of understanding(MoU) antara Program Studi Perikanan UMM dan MAI di kampus UMM, Malang, Jumat (26/9).

Riza melanjutkan, MAI juga memberi peluang bagi mahasiswa aktif magang di lembaga tersebut untuk bekerja bersama akademisi, peneliti, birokrat, serta praktisi di bidang kelautan dan perikanan. Dengan metode ini, mahasiswa diharapkan memiliki bekal dan wawasan berharga ketika nantinya bekerja secara mandiri, sekaligus berkontribusi dalam memperluas produksi sumber daya Indonesia.

Ketua MAI Rokhmin Dahuri menyebutkan, kerja sama ini akan sangat strategis karena UMM dalam banyak hal tengah menjadi trendsetter bagi kampus-kampus lain.

"Saya berharap agar UMM memiliki perhatian khusus di bidang kelautan," ujar mantan menteri kelautan dan perikanan 2001-2004 itu.

Sekjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Abduh Nurhidayat yang hadir pada acara itu mengatakan, industri akuakultur merupakan penggerak ekonomi unggulan di negara ini. "Sumber daya ikan Indonesia memang begitu kaya karena pengelolaannya tidak terbatas oleh cuaca dan waktu," katanya.

Sekjen MAI Agung Sudaryono menyebutkan, produksi perikanan budi daya Indo nesia merupakan yang terbesar kedua di dunia, yakni lebih dari 3,5 juta ton pertahun. Merujuk data Biro Pusat Statistik (BPS) 2014, sektor perikanan budi daya, baik tawar, payau, maupun laut, merupakan sumber pendapatan usaha rumah tangga terbesar dengan nilai mencapai Rp 196,4 juta per tahun. "Ini mengungguli sektor usaha padi, hortikultura, perkebunan, peternakan, dan kehutanan," ujarnya.

Menurut Agung, hal itu menjadi bukti bahwa nilai dan produksi sektor perikanan adalah sumber pendapatan negara paling potensial dibandingkan sektor agrobisnis lain.Karena itu, sektor perikanan perlu penanganan khusus.  ed: muhammad hafil

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement