Ahad 15 Nov 2015 14:22 WIB

Mengolah Eceng Gondok, Mengatasi Pencemaran Danau Batur

Red: operator

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

REPUBLIKA.CO.ID, BALI--Kehadiran eceng gondok di Danau Batur, Kintamani, sudah dalam kondisi mencemaskan. Salah satu danau yang airnya menjadi sum ber air minum bagi masyarakat Bali ini kian hari semakin dipadati oleh tumbuhan eceng gondok. Tumbuhan gulma yang menutupi permukaan danau tersebut sudah mencapai delapan hektare lebih.

Semakin banyaknya eceng gondok tumbuh di atas danau ini membuat air di danau semakin cepat menguap. Eceng gondok adalah salah satu persoalan yang melanda Danau Batur yang menjadi perhatian Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) melalui Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Bali dan Nusa Tenggara.

Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Bali dan Nusa Tenggara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Rijaluzzaman mengatakan, pihaknya melalui Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Bali dan Nusa Tenggara selama ini terus berupaya untuk menyelesaikan berbagai persoalan lingkungan yang melanda Danau Batur. "Salah satunya yang terlihat kasat mata, seperti eceng gondok ini," ujarnya.

Eceng gondok selama ini tumbuh subur di Danau Batur karena tingginya kandungan fosfat pada air. Untuk mengatasi persoalan ini, KLH menggandeng pemerhati linkungan Universitas Udayana, Dr Ni Luh Kartini, untuk memberikan pelatih an kepada para siswa SMKN 2 Kintamani. Para siswa dilatih untuk meng olah eceng gondok menjadi pupuk organik.

Eceng gondok yang sudah dikumpul kan oleh siswa dimasukkan ke dalam mesin pemotong, lalu me lalui proses fermentasi akan di hasil kan kompos, pupuk cair, dan media pemeliharaan cacing tanah. Kompos dan pupuk cair diharapkan ke depannya dapat menggantikan bahan-bahan kimia yang selama ini digunakan oleh masyarakat di seki tar Danau Batur untuk tanaman per taniannya. Sementara itu, media pemelihara cacing diharapkan akan memacu perkembangbiakan cacing sehingga dapat membantu menyuburkan tanah pertanian di sekitarnya.

Rijal berharap, upaya yang saat ini dilakukan oleh para siswa di SMKN 2 Kintamani juga dapat dilaku kan juga oleh masyarakat secara berkesinambungan dan berkelanjutan. "Karena, kalau hanya satu titik, kita akan kalah bersaing dengan pertumbuhan eceng gondoknya," tambahnya.

Ia juga mengungkapkan mimpinya yang ingin mengembangkan sistem pertanian organik di sekitar Danau Batur sebagai penyelesaian persoalan jangka panjang. Ni Luh juga memberikan apresiasi yang besar kepada siswa SMKN 2 Kintamani yang mau belajar teknik pengolahan eceng gondok menjadi pupuk organik. Untuk menjaga kelestari an Danau Batur, ujar dia, di butuhkan peran semua pihak. "Masyarakat di sekitar Danau Batur pun harus ikut serta dan dukungan unsur pemerintah yang terkait juga dibutuhkan." paparnya.

Kepala SMKN 2 Kintamani Nyoman Muliawan juga menyambut baik pelibatan siswa mengatasi per soalan lingkungannya. "Dengan ada nya kegiatan ini, siswa jadi belajar dan dapat berperan aktif dalam upaya mengatasi permasalahan pencemaran eceng gondok di Danau Batur," paparnya. Oleh Darmawan  ed: Nina Chairani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement