Ahad 17 Apr 2016 15:08 WIB

2024, Diprediksi Medan Macet Total

Red: operator

MEDAN -- Kondisi geografis Kota Medan yang unik menjadi hambatan tersendiri dalam membangun infrastruktur transportasi. Hal tersebut disampaikan Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution dalam Seminar Nasional Percepatan Pembangunan Infrastruktur Transportasi Perkotaan Aglomerasi Sumbagut Masyarakat Transportasi Indonesia, Sabtu (16/4). "Itu problem manajemen transportasi dan utilitas lalu lintas Kota Medan," kata Akhyar.

Akhyar menjelaskan, rasio jumlah kendaraan pribadi dibanding kendaraan umum di Kota Medan adalah 97,8 persen banding 2,2 persen. Kendaraan roda dua mendominasi tingginya jumlah kendaraan pribadi, yakni sebesar 75,95 persen. Hal ini, lanjutnya, menunjukkan bahwa tingkat keinginan masyarakat untuk menggunakan angkutan umum masih rendah.

"Dari hasil survei terhadap naik turun penumpang angkot pada beberapa trayek di Medan, diketahui bahwa tingkat isian pada angkot rata-rata sangat rendah, yakni sekitar 0,42 persen atau enam penumpang dari kapasitas 14 penumpang," jelas dia.

Akhyar mengatakan, kemampuan menambah ruas jalan semakin sulit jika dibandingkan dengan penambahan kendaraan. Berdasarkan data yang ada, lanjutnya, panjang jalan hanya bertambah kurang dari satu persen, sedangkan penambahan kendaraan rata-rata 15 persen per tahun.

"Hasil perbandingan total luas jalan dengan total luas kendaraan, pada 2024, kendaraan diprediksi tidak akan bisa bergerak di Medan karena total luas panjang jalan sudah sama dengan total luas kendaraan," kata Akhyar.

Untuk mengatasi hal ini, ia mengatakan, pemerintah Kota Medan telah menyusun sejumlah rencana program pembangunan transportasi. Beberapa di antaranya, yakni melakukan traffic management, pembangunan dan revitalisasi transportasi publik serta mengatur berbagai hal non motorized transportation, seperti membangun lahan parkir untuk transit masyarakat ketika ingin menggunakan angkutan umum.

Sementara, Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Agus Taufik Mulyono mengatakan, tantangan sistem transportasi Indonesia ke depan bukan lagi terkait alat transportasi itu sendiri.

"Tantangan transportasi ke depan adalah peradaban, bukan lagi teknologi. Manusia itulah yang menjadi PR berat," kata Agus.

Menurut dia, Sumut memiliki berbagai kelebihan dalam bidang transportasi. Hal inilah yang harus dimanfaatkan semaksimal oleh pemerintah dan juga masyarakat.

"Sumut ini punya simpul-simpul transportasi yang tidak dimiliki provinsi lain. Pelabuhan yang jadi pintu gerbang tol laut, bandara yang besar, dan pintu gerbang masuk jalur darat," ujarnya.   rep: Issha Harruma, ed: Nina Chairani

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement