Rabu 13 Jul 2016 18:00 WIB

Harga Bahan Pokok Masih Tinggi

Red:

Foto : Republika/Yasin Habibi  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LEBAK — Harga bahan pokok dan bahan makanan lain masih belum pulih meski pada beberapa daerah menunjukkan penurunan. Di sejum lah pasar tradisional di Kabupaten Lebak, Banten, selama satu pekan terakhir masih bertahan tinggi se hingga berdampak terhadap daya beli ma syarakat di daerah itu.

Berdasarkan pantauan, Selasa (12/7), pedagang Pasar Tradisional Rangkasbitung, Bayah, Maja, Muncang dan Warunggunung, Kabupaten Lebak, mengeluhkan bahan-bahan pokok terus melonjak, padahal pasok an berjalan lancar dan kenaikannya berkisar 10 sampai 25 persen.

Sebagian besar komoditas bahan pokok didatangkan dari luar daerah. Selama satu pekan terakhir harga bahan pokok masih bertahan tinggi, diantaranya gula pasir Rp 16.500/kg, minyak goreng tanpa merk Rp 11.167/ kg, daging sapi murni Rp 125 ribu/kg, daging kerbau Rp 125 ribu/kg, telur Rp 23.667/kg, susu merk bendera Rp 10.760/kaleng dan susu Dancow Rp 39.200/kaleng.

"Dengan naiknya bahan pokok itu diperkirakan omzet penjualan turun sekitar 30 persen," kata Yadi (40 ta hun), seorang pedagang saat ditemui di Pasar Rangkasbitung.

Menurut dia, lonjakan harga ter sebut karena permintaan konsumsi masyarakat cenderung meningkat pascalebaran 2016. Kemungkinan lon jakan harga di pasaran terus ber lanjut jika pemerintah tidak segera menstabilkan harga. "Kami berharap harga bahan pokok bisa kembali turun sehingga daya beli masyarakat meningkat," katanya.

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak Orok Sukmana meng aku selama ini harga bahan pokok masih tinggi akibat permintaan pasar cukup tinggi, terlebih pekan lalu memasuki Lebaran 1437 H. "Kami tidak bisa berbuat banyak untuk menekan harga bahan pokok itu karena ditentukan hukum eko nomi, di mana tingginya permintaan konsumen dipastikan harga naik," katanya menjelaskan. Meskipun terja di lonjakan harga, ungkap dia, tetapi persediaan bahan pokok di pasaran relatif aman.

Di Madiun, harga sejumlah komo ditas juga terpantau masih tinggi, bahkan ada yang kembali naik setelah beberapa waktu sempat turun. Seperti harga gula pasir sebelum Lebaran naik tinggi sekitar Rp15 ribu hingga Rp16 ribu per kilo gram, kem bali normal di harga Rp12 ribu per kilogram. Namun sejak Senin (11/7) kembali naik menjadi Rp15 ribu. Telur ayam ras sempat turun men jadi Rp 17 ribu per kilogram saat Leba ran, kini mulai naik di kisaran Rp19 ribu hingga Rp 20 ribu per kilo gram.

Harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional Kota Madiun, Jawa Timur, masih terpantau tinggi setelah Le baran tahun 2016 karena banyak nya permintaan komoditas tersebut. "Harga sebelum dan sesudah Le baran sama-sama tinggi yakni di ki saran Rp 100 ribu hingga Rp 120 ribu per kilogramnya," ujar seorang peda gang daging sapi di Pasar Besar Ma diun, Ginem, kemarin.

Menurut dia, harga Rp110 ribu hingga Rp 120 ribu per kilogram ter sebut untuk Di Palembang, harga da ging sapi segar di sejumlah pasar tra disional, enam hari setelah Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriah/2016, bergerak turun.

Pantauan di pasar tradisional Sekip Ujung dan Cinde Palembang, Se lasa, harga daging sapi yang sejak Juni 2016 atau awal Ramadan 1437 Hijriah mencapai Rp150 ribu/kg kini sedikit mengalami penurunan yakni mencapai Rp 138 ribu/kg.

"Permintaan masyarakat setelah Lebaran Idul Fitri sedikit berkurang, jika permintaan terus berkurang me nuju pada posisi normal diperkirakan harga daging akan lebih rendah lagi," ujar Halim, seorang pedagang di Pasar Cinde.  antara ed: Nina Chairani

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement